Tari Cikeruh, Gerak Lembut yang Menjaga Napas Budaya Sumedang

Tari Cikeruh, Gerak Lembut yang Menjaga Napas Budaya Sumedang
Penari membawakan Tari Cikeruh, salah satu kesenian tradisional khas Kabupaten Sumedang yang kini resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Kebudayaan RI. Tari ini menjadi simbol kelestarian nilai dan identitas budaya masyarakat Sumedang.(istimewa)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES – Dari gerak tubuh yang menari di antara suara kendang, lahirlah simbol keteguhan masyarakat Sumedang menjaga tradisi. Tari Cikeruh kini mendapat tempat terhormat sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

SUMEDANG kembali menorehkan kebanggaan budaya lewat penetapan Tari Cikeruh sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia. Sebuah pengakuan atas napas panjang tradisi yang terus hidup di tengah modernitas.

Di tengah derasnya arus budaya global dan modernisasi, kabar gembira datang dari dunia kesenian tradisional. Kementerian Kebudayaan RI resmi menetapkan Tari Cikeruh sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) tahun 2025.

Baca Juga:Keren Abis! Ini Kumpulan Prompt Untuk Edit Foto AI Anime Naruto Dalam Sage Mode di Gunung Myoboku6 Prompt Edit Foto AI Jadi Hokage Desa Konoha, Gaya Keren Ala Dunia Anime Naruto yang Realistis!

Dengan begitu, Sumedang kembali menambah daftar kekayaan budaya yang diakui secara nasional, setelah sebelumnya memiliki Warisan Budaya Takbenda seperti Tarawangsa dan Upacara Ngalaksa.

Penetapan tersebut diumumkan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar, bersama tim WBTb Jabar, usai sidang penetapan di Kementerian Kebudayaan RI, Kamis (9/1).

Tari Cikeruh dinilai memiliki nilai sejarah, filosofi, dan sosial yang tinggi, karena bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga cermin kehidupan masyarakat pesisir Sungai Cikeruh yang sarat makna kebersamaan dan penghormatan terhadap alam.

Wakil Bupati Sumedang M. Fajar Aldila menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas pengakuan nasional tersebut.

“Atas nama pribadi dan pemerintah daerah, saya memberikan penghargaan kepada para seniman, tokoh masyarakat, dan pegiat budaya yang telah menjaga tradisi ini tetap hidup. Terima kasih khususnya kepada Kang Uus Kuswendi, pelestari seni budaya Cikeruh, dan Bapak Moh. Budi Akbar, Kabid Kebudayaan Disparbudpora Sumedang,” ujarnya, Sabtu (11/10).

Menurut Wabup, penetapan Tari Cikeruh ini bukan hanya prestasi administratif, tetapi momentum penting untuk meneguhkan identitas budaya Sumedang.

“Status WBTb ini diharapkan menjadi penyemangat bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai budaya sendiri. Bahkan, kami berharap Tari Cikeruh bisa diajukan menjadi warisan dunia UNESCO, karena nilai estetik dan filosofinya sangat kuat,” imbuhnya.

Baca Juga:4 Prompt Edit Foto AI Jadi Presiden Indonesia Berwibawa dengan Pose Duduk di Istana Negara, Hasilnya Bikin KagEdit Foto AI Menikmati Senja di Tepi Pantai Bersama Pasangan, Ciptakan Momen Romantis yang Tak Terlupakan!

Tari Cikeruh memiliki akar kuat dalam keseharian masyarakat di sekitar aliran Sungai Cikeruh, Kecamatan Jatinangor. Dulu, tari ini kerap ditampilkan dalam upacara adat seperti mapag sri (penyambutan Dewi Padi) atau perayaan panen. Gerakannya dinamis, mencerminkan hubungan manusia dengan tanah dan air — simbol kesuburan dan kesejahteraan.

0 Komentar