“Penanaman dan pengkayaan tanaman bambu di area tangkapan air ini bukan seremonial. Akar bambu mampu menahan air di dalam tanah dan memperpanjang debit mata air di musim kering. Kalau hulu kuat, hilir akan selamat,” jelasnya.
Ateng juga menilai, kegiatan ini mencerminkan semangat kolaborasi antara wakil rakyat Kementerian/Lembaga dan masyarakat dalam membangun solusi berbasis ekologi yang langsung dirasakan manfaatnya.
“Air adalah sumber kehidupan, dan menjaga air berarti menjaga masa depan. Karena itu, saya berharap program seperti ini bisa terus diperluas ke kecamatan lain agar manfaatnya semakin besar bagi masyarakat Sumedang,” tegasnya.
Baca Juga:Lakalantas di Tol Cisumdawu, Mobil Terbakar Mahasiswa Meninggal SeketikaIsu Penodongan di Depan SMK PPN Tanjungsari, Polisi Imbau Warga Tetap Waspada
Ia mengakhiri kegiatan dengan mengajak masyarakat untuk terus merawat area embung dan pohon bambu yang ditanam bersama.
“Kalau masyarakat ikut merasa memiliki, insya Allah program ini akan bertahan lama. Pembangunan lingkungan bukan proyek sesaat, tapi gerakan bersama yang harus dijaga,” pungkas Ateng.(red)