Fraksi PPP DPRD Sumedang Sesalkan Tayangan Televisi yang Lukai Marwah Pesantren

Fraksi PPP DPRD Sumedang Sesalkan Tayangan XPOSE Trans7 yang Lukai Marwah Pesantren
Fraksi PPP DPRD Sumedang Sesalkan Tayangan XPOSE Trans7 yang Lukai Marwah Pesantren
0 Komentar

Ekky juga menegaskan bahwa Fraksi PPP akan mengirimkan surat resmi kepada KPI Daerah Jawa Barat serta menyampaikan aspirasi masyarakat pesantren di Sumedang kepada lembaga penyiaran terkait agar kejadian serupa tidak terulang.

Pesantren Bukan Komoditas Hiburan

Sebagai alumni santri, Ekky Ahmad Muzakki menilai media televisi seharusnya lebih sensitif dan memahami nilai-nilai keagamaan sebelum menayangkan program yang berkaitan dengan lembaga pesantren. Ia menilai bahwa media publik memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga kesucian simbol-simbol agama.

“Pesantren bukan tempat mistik, bukan tempat ekstrem, bukan pula bahan lelucon. Pesantren adalah pusat pendidikan dan moralitas. Jangan sampai media menjadikannya komoditas hiburan dengan cara yang tidak etis,” ujarnya dengan tegas.

Baca Juga:Kang Herman Desak Pemda Ikut Bersuara Terkait Tayangan Trans7 yang Diduga Menghina Kyai dan Dunia PesantrenLaskar Santri Jabar Desak Pemecatan Atalia Praratya dari DPR RI

Menurutnya, PPP sebagai partai yang lahir dari rahim ulama dan pesantren memiliki kewajiban moral untuk menyuarakan keberatan terhadap segala bentuk penghinaan terhadap lembaga keagamaan.

Dukungan dari Kalangan Santri dan Alumni Pesantren

Sikap Fraksi PPP Sumedang ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan santri dan alumni pesantren di daerah. Mereka menganggap tayangan tersebut sangat merugikan dunia pendidikan Islam dan berpotensi menimbulkan stigma negatif terhadap pesantren.

Beberapa organisasi santri dan alumni pesantren bahkan menyerukan boikot terhadap Trans7, mengikuti langkah sejumlah komunitas pesantren di daerah lain yang menilai program tersebut tidak menghormati tradisi keilmuan Islam.

Di tengah derasnya arus digitalisasi dan media hiburan, Fraksi PPP Sumedang juga menyerukan pentingnya literasi media di kalangan santri dan masyarakat agar lebih kritis terhadap konten televisi maupun media sosial.

“Kami akan mendorong kegiatan edukasi literasi media agar para santri, guru, dan masyarakat mampu membedakan mana tayangan yang mendidik dan mana yang menyesatkan. Ini bagian dari jihad intelektual di era digital,” tutur Ekky.

Menutup keterangannya, Ekky Ahmad Muzakki menegaskan bahwa pesantren adalah pilar moral bangsa. Ia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama lembaga media, agar lebih berhati-hati dan menghormati lembaga-lembaga keagamaan.

“Kami bukan anti kritik atau anti hiburan. Tapi kalau pesantren dilecehkan, itu sama dengan melecehkan jantung moral bangsa. Kami akan terus bersuara demi menjaga kehormatan ulama dan pesantren,” pungkasnya. (RED)

0 Komentar