Kini Alif tengah berada di bawah perawatan intensif RSUD Umar Wirahadikusumah untuk persiapan operasi tahap kedua. Tim medis menargetkan seluruh rangkaian tindakan dapat diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan, bergantung pada kondisi tubuh Alif.
Bagi Wabup Fajar, kisah Alif bukan sekadar persoalan medis, tapi cerminan tanggung jawab sosial pemerintah. “Tidak boleh ada warga Sumedang, terutama anak-anak, yang tidak bisa berobat hanya karena alasan biaya. Pemerintah harus hadir, kapan pun dan di mana pun,” tegasnya.
Langkah Pemkab ini menjadi contoh nyata bagaimana kebijakan bisa menyentuh sisi kemanusiaan. Di tengah banyaknya agenda pembangunan, perhatian pada satu anak sakit seperti Alif adalah bukti bahwa nilai empati masih hidup di birokrasi.
Baca Juga:Dari Ladang ke Layar Digital: Ubi Cilembu Sumedang Menembus Batas DuniaDPRD Jabar Serap Aspirasi Warga Desa Kebonjati, Heri Ukasah Tegaskan Pentingnya Komunikasi Dua Arah
Di ruang perawatan itu, senyum kecil Alif mulai mengembang. Harapan yang dulu redup kini kembali menyala. Ia mungkin masih harus menjalani serangkaian operasi, tapi kali ini ia tak lagi berjuang sendirian: ada pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat Sumedang yang berjalan bersamanya menuju kesembuhan.(red)