KOTA – Di tengah deretan siswa SMK yang berseragam rapi, seorang polisi berseragam cokelat berjalan menyapa dengan senyum ramah. Ia adalah Brigadir I. Sartika.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Pasanggrahan Baru, datang SMK Pembangunan Indonesia (PI) bukan untuk menegakkan hukum, tapi untuk menanamkan kesadaran: agar sekolah menjadi tempat yang aman dari bullying dan kenakalan remaja.
Bersama Kasi Pemerintahan Kelurahan Pasanggrahan Baru, Deni Dermawan, Brigadir Sartika memulai kegiatan sambang pagi itu dengan berbincang bersama kepala sekolah dan para guru.
Baca Juga:Warga Keluhkan Jalan Rusak Parah di Parigi Sumedang, Banyak Pengendara TerperosokAlif dan Janji Pemerintah, Pemkab Tanggung Penuh Biaya Pengobatan Bocah Penderita Atresia Ani
Selain itu, dia pun menegaskan pentingnya sinergi antara polisi, guru, dan orang tua dalam mencegah kekerasan di lingkungan pendidikan.
“Bullying tidak hanya melukai fisik, tapi juga bisa meninggalkan luka batin yang lama sembuhnya. Kami ingin siswa tahu, tidak ada alasan untuk menindas teman sendiri,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Polres Sumedang melalui Bhabinkamtibmas untuk menjangkau kalangan pelajar kelompok usia yang rentan terhadap pengaruh negatif, mulai dari perundungan, geng motor, hingga penyalahgunaan narkoba.
Brigadir Sartika tidak datang dengan nada menggurui. Dia berbicara dengan bahasa sederhana, menggambarkan bagaimana satu ejekan kecil bisa berubah menjadi luka besar.
“Kadang yang dikira bercanda, bagi teman lain itu menyakitkan. Di sinilah pentingnya empati,” katanya sambil menatap para guru yang mendengarkan dengan saksama.
Pihak sekolah pun menyambut baik kehadiran polisi di lingkungan pendidikan. Menurut para guru, pendekatan seperti ini memberi efek positif bagi siswa.
“Anak-anak perlu tahu bahwa polisi bukan hanya penegak hukum, tapi juga pelindung mereka,” ujar salah satu guru kesiswaan.
Baca Juga:Dari Ladang ke Layar Digital: Ubi Cilembu Sumedang Menembus Batas DuniaDPRD Jabar Serap Aspirasi Warga Desa Kebonjati, Heri Ukasah Tegaskan Pentingnya Komunikasi Dua Arah
Di tengah meningkatnya kasus perundungan yang mencuat di berbagai daerah, kunjungan semacam ini menjadi napas baru bagi sekolah. Pesan sederhana yang dibawa Brigadir Sartika tentang saling menghormati dan menghargai perbedaan menjadi pengingat bahwa membangun karakter bukan hanya tugas guru, tapi tanggung jawab bersama.
“Kami ingin hadir bukan saat masalah sudah terjadi, tapi saat masih bisa dicegah,” ucap Brigadir Sartika menutup kunjungannya.