Tahan Panas Tanpa Melepuh? Ternyata Ini 3 Tahap Ritual Sakral Pra-Pertandingan Bola Api!

Tahan Panas Tanpa Melepuh? Ternyata Ini 3 Tahap Ritual Sakral Pra-Pertandingan Bola Api!
Tahan Panas Tanpa Melepuh? Ternyata Ini 3 Tahap Ritual Sakral Pra-Pertandingan Bola Api! - (Ilustrasi-Pinterest)
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Sepak Bola Api bukan sekadar permainan olahraga biasa. Ini adalah perpaduan unik antara ketangkasan fisik dan kekuatan spiritual yang menuntut keberanian luar biasa dari para pemainnya.

Di balik kobaran api yang dilayangkan dari kaki ke kaki, terdapat serangkaian ritual dan persiapan mendalam yang wajib dijalani, terutama oleh para santri di lingkungan pesantren, tempat tradisi ini banyak dilestarikan, termasuk di Sumedang.

Ritual ini bertujuan tunggal: menjinakkan panasnya api agar tidak membakar dan melukai pemain, sekaligus membangun ketenangan batin dan mental.

1. Persiapan Jangka Panjang: Puasa dan Tirakat

Baca Juga:Tradisi Bola Api: Warisan Pesantren yang Menyala dari SumedangLiburan ke Sumedang Dijamin Makin Seru Kalau Kamu Menginap di 5 Villa Murah Ini!

Persiapan menuju pertandingan Bola Api bukanlah hal instan, melainkan sebuah proses penyucian diri yang memakan waktu.

A. Puasa Mutih atau Puasa Khusus

Banyak pesantren mewajibkan para pemain untuk menjalani puasa khusus dalam jangka waktu tertentu, mulai dari beberapa hari (misalnya lima hari) hingga lebih lama (bahkan ada yang menyebutkan 21 hari).

Salah satu jenis puasa yang umum dilakukan adalah Puasa Mutih. Dalam puasa ini, pemain hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan yang berwarna putih, seperti nasi putih dan air putih, serta menghindari makanan yang dimasak dengan api. Tujuan dari puasa ini adalah untuk membersihkan diri secara batin, menjernihkan pikiran, dan memperkuat energi spiritual (ilmu kanuragan atau kebal api) yang dipercaya dapat menahan panas.

B. Wirid dan Asma Khusus

Selama masa puasa dan tirakat, para santri biasanya diwajibkan membaca wirid, hizib, atau asma (doa-doa khusus) yang diijazahkan langsung oleh kyai atau pengasuh pondok. Bacaan ini menjadi bekal spiritual utama yang diyakini berfungsi sebagai pelindung, menenangkan hati, dan mengontrol emosi, yang disimbolkan oleh api itu sendiri.

2. Ritual Tepat Sebelum Bertanding (Pre-Game)

Setelah menjalani persiapan batin, ada beberapa ritual fisik dan spiritual yang dilakukan beberapa saat sebelum bola api dinyalakan dan ditendang:

A. Pembacaan Doa Keselamatan

Beberapa saat sebelum turun ke lapangan, kedua tim akan berkumpul. Dipimpin oleh tetua adat, kyai, atau pembina, mereka bersama-sama memanjatkan doa-doa keselamatan. Doa ini memohon perlindungan kepada Tuhan agar seluruh pemain, baik yang menendang maupun yang menonton, terhindar dari bahaya dan musibah.

0 Komentar