Hati-Hati! Asap Rokok di Dalam Rumah Jadi Penyebab Utama Stunting di Sumedang

Hati-Hati! Asap Rokok di Dalam Rumah Jadi Penyebab Utama Stunting di Sumedang
Hati-Hati! Asap Rokok di Dalam Rumah Jadi Penyebab Utama Stunting di Sumedang
0 Komentar

KOTA – Upaya Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam menekan angka stunting menunjukkan hasil yang signifikan.

Berdasarkan hasil publikasi data stunting tahun 2025, angka prevalensi stunting di Kabupaten Sumedang tercatat sebesar 6,74 persen, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Dikdik Sadikin menyampaikan, penurunan tersebut merupakan hasil dari pelaksanaan aksi konvergensi lintas sektor, yang terintegrasi dan berbasis data di seluruh wilayah intervensi.

Baca Juga:6 Rahasia Motor Honda Tetap Awet, Tangguh, dan Nyaman Setiap HariPerbandingan Tol Cisumdawu dengan Tol Bocimi dan Tol Getaci

“Pemerintah daerah terus berkomitmen untuk menurunkan angka stunting melalui pendekatan konvergensi yang tepat sasaran, berbasis data, serta responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Hasilnya, angka stunting di tahun 2025 berhasil ditekan,” ujar Dikdik, Selasa (21/10).

Dikatakan, berdasarkan Data Sigizi Kesga per 30 September 2025, jumlah sasaran balita di Sumedang sebanyak 68.873 anak, dengan 68.065 anak telah diukur—atau sebesar 99,61 persen cakupan pengukuran.

“Angka ini menunjukkan pelaksanaan pemantauan tumbuh kembang balita di lapangan berjalan optimal,” terang Dikdik.

Untuk kategori baduta (usia 0–23 bulan), sambung Dikdik, persentase stunting juga mengalami penurunan dari 5,0 persen pada tahun 2024 menjadi 4,26 persen pada tahun 2025.

“Kami memastikan setiap kegiatan pemantauan gizi seperti Bulan Penimbangan Balita dilaksanakan sesuai standar — mulai dari alat ukur, SOP, hingga validasi data hasil pengukuran,” tutur Dikdik.

Bahkan, dari hasil analisis, Kecamatan Wado menjadi wilayah dengan persentase stunting terendah yaitu 3,13 persen. Sementara itu, dua kecamatan dengan persentase tertinggi adalah Jatigede (10,92 persen) dan Ujungjaya (9,36 persen).

“Meski demikian, sebagian besar kecamatan di Sumedang menunjukkan tren penurunan dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya.

Baca Juga:15 Ayam Warga Cikondang Diduga Dimangsa Macan Kumbang, BKSDA Turun TanganWarga Diminta Waspada Malam Hari Setelah Dugaan Macan Kumbang Menyerang Ternak di Cikondang Sumedang

Dikdik berujar, Dinas Kesehatan melalui UPTD Puskesmas terus melakukan berbagai tindakan terhadap balita yang teridentifikasi mengalami stunting, seperti edukasi dan konseling (99,82 persen), pelaporan ke puskesmas (98,95 persen), kunjungan ulang (78,67 persen), serta pemantauan perkembangan menggunakan instrumen KPSP (56,27 persen).

“Selain itu, sebanyak 3,77 persen balita dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan,” imbuhnya.

Dikdik membeberkan, faktor determinan yang memengaruhi kasus stunting di Kabupaten Sumedang tahun 2025 antara lain perilaku merokok di dalam rumah (89,70 persen), ketidakikutsertaan dalam program JKN/BPJS (44,94 persen) serta riwayat kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil (10,41 persen).

0 Komentar