Ritual Sebelum Pertunjukan Sakral Wayang Golek

Ritual Sebelum Pertunjukan Sakral Wayang Golek
Ritual Sebelum Pertunjukan Sakral Wayang Golek
0 Komentar

SUMEDANG ESKPRES – Siapa nih yang belum tahu apa sih ritual dalam wayang golek. Penasaran? Simak Guys cari tau …

Wayang Golek bukan sekadar pertunjukan boneka kayu yang diiringi tabuhan gamelan yang merdu. Di balik layar panggung yang memukau, terdapat lapisan spiritual dan ritual sakral yang harus dipenuhi, khususnya oleh Sang Dalang.

Ritual ini adalah jembatan yang menghubungkan dunia kasat mata dengan dimensi spiritual, memastikan pertunjukan berjalan lancar, penuh berkah, dan jauh dari marabahaya.

Baca Juga:Acara Wayang Golek Di Sukamantri Sangat MeriahHari Listrik Nasional ! PLN Sumedang Beritakan Diskon Spesial untuk Tambah Daya Listrik Rumah Tangga

Lantas, apa saja yang dilakukan Sang Dalang sebelum tirai panggung dibuka dan lampu minyak (blencong) dinyalakan?

  • Persiapan Dalang: Menguatkan Jiwa dan SpiritualBagi seorang dalang sejati, prosesi pertunjukan dimulai jauh sebelum ia duduk di balik kelir (layar).
  • Wayang golek dianggap sebagai teater ritual, sehingga persiapan spiritual adalah hal yang utama.
  • Puasa dan Meditasi: Beberapa dalang senior menjalankan puasa atau tirakat khusus sebelum hari pementasan.

Tujuannya adalah memurnikan diri, mencapai kondisi batin yang tenang, serta memohon inspirasi agar dapat menjiwai karakter dan menyampaikan pesan moral dengan tepat.

Mantra dan Doa Penguat: Ini adalah bagian paling sakral. Dalang akan mendaraskan serangkaian mantra atau doa khusus kerap kali dalam bahasa Jawa Kuno atau Sunda baik saat masih di rumah maupun sesaat sebelum naik panggung.

Mantra ini ditujukan untuk beberapa hal:

  • Menghalau Gangguan: Melindungi panggung, pemain, dan penonton dari gangguan makhluk tak kasat mata (lelembut atau dhanyang).
  • Memohon Kekuatan: Memohon keselamatan agar panggung tidak rubuh dan pertunjukan berhasil secara maksimal.
  • Memikat Penonton: Doa yang ditujukan agar penonton betah, terpukau, dan tidak beranjak dari tempat duduk hingga lakon selesai terutama penting dalam ritual sakral seperti ruwatan.
  • Sesajen: Persembahan untuk Harmoni AlamDi samping persiapan personal dalang, terdapat ubo rampe (sesajen) yang harus disiapkan dan diletakkan di tempat-tempat strategis di sekitar panggung.
  • Sajian ini melambangkan penghormatan terhadap alam, leluhur, dan kekuatan penjaga wilayah.
  • Beberapa komponen umum dalam sesajen meliputi:
  • Sajian Pangan: Nasi tumpeng, jenang tujuh rupa, ketupat, lepet, serta hidangan dari hasil bumi lainnya.
  • Aroma dan Air: Kembang tujuh rupa (kembang setaman), air dari tujuh sumber, dan pembakaran dupa atau kemenyan yang harum.
  • Kopi dan Rokok : Seringkali disajikan wedang kopi hitam pahit dan rokok tradisional sebagai cawisan (sajian) bagi penjaga gaib.
  • Sesajen ini bukan hanya dekorasi, melainkan wujud persembahan yang dipercaya dapat menciptakan harmoni antara manusia, alam, dan dimensi spiritual sebelum dimulainya lakon pewayangan.
0 Komentar