SUMEDANG – Kisah menyentuh datang dari Desa Situraja, Kabupaten Sumedang. Berkat laporan warga, nasib Alif Nur Cahya (7), bocah yang lahir tanpa lubang anus, kini berubah.
Pemerintah Kabupaten Sumedang langsung turun tangan untuk memberikan penanganan medis dan jaminan kesehatan penuh.
Selama bertahun-tahun, Alif hidup dengan kondisi medis langka tanpa mendapat kontrol medis lanjutan karena keterbatasan biaya.
Baca Juga:Perbandingan Tol Cisumdawu dengan Tol Bocimi dan Tol Getaci15 Ayam Warga Cikondang Diduga Dimangsa Macan Kumbang, BKSDA Turun Tangan
Orang tuanya, Erni Supriyatin (37) dan Hari Eka Purnama (32), sempat membawa Alif ke delapan rumah sakit sebelum akhirnya operasi pertama dilakukan di salah satu rumah sakit swasta di Bandung.
Namun, setelah itu pengobatan terhenti karena faktor ekonomi.
Kondisi tersebut baru diketahui pemerintah setelah masyarakat melapor ke pihak berwenang.
Menindaklanjuti laporan itu, Puskesmas Situraja segera melakukan kunjungan ke rumah Alif dan berkoordinasi dengan RSU Umar Wirahadikusumah Sumedang.
Mengetahui hal tersebut, Wakil Bupati Sumedang Fajar Aldila langsung turun tangan dan menjemput Alif di kediamannya untuk menjalani operasi kedua di RSU Umar Wirahadikusumah.
“Alif membutuhkan tiga kali operasi. Saat ini ia sudah dirujuk ke RSU Umar untuk tahap kedua. Tidak boleh ada warga Sumedang yang terhambat berobat karena biaya,” ujar Fajar Aldila, Senin (20/10/2025).
Langkah cepat ini menjadi bukti bahwa laporan masyarakat dapat menjadi jembatan penting antara warga dan pemerintah dalam menyelamatkan nyawa serta meningkatkan kesejahteraan sosial.
Pemerintah juga memastikan Alif akan mendapatkan pendampingan medis hingga seluruh tahapan operasi selesai.
Baca Juga:Warga Diminta Waspada Malam Hari Setelah Dugaan Macan Kumbang Menyerang Ternak di Cikondang SumedangJejak Macan Kumbang Tertangkap Kamera, Warga Cikondang Resah
Pemkab Sumedang turut mengurus Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan menjamin seluruh biaya pengobatan lewat BPJS Kesehatan.
Kasus Alif menjadi contoh nyata bahwa kepedulian warga dapat membawa perubahan besar.
Tanpa adanya laporan dari masyarakat, pemerintah mungkin tak segera mengetahui kondisi bocah tersebut.
Menurut Fajar, kerja sama antara warga, tenaga medis, dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk memastikan tak ada lagi warga Sumedang yang terabaikan karena keterbatasan ekonomi atau kurangnya akses informasi kesehatan.
“Kami akan memastikan setiap warga mendapatkan haknya untuk berobat. Jangan sampai masalah biaya membuat siapa pun menunda pengobatan,” tegasnya.Harapan untuk Masa Depan