Macan Kumbang dari Kareumbi Turun ke Desa di Sumedang, Cermin Keseimbangan Alam yang Mulai Terganggu

Macan Kumbang dari Kareumbi Turun ke Desa di Sumedang, Cermin Keseimbangan Alam yang Mulai Terganggu
Macan Kumbang dari Kareumbi Turun ke Desa di Sumedang, Cermin Keseimbangan Alam yang Mulai Terganggu
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES – Di balik cerita tentang ayam-ayam yang raib dan warga yang tak bisa tidur karena takut, kehadiran macan kumbang di pemukiman Ganeas, Sumedang, sebenarnya menyampaikan pesan yang lebih dalam: alam sedang memberi tanda.

Hewan yang biasanya bersembunyi di lebatnya hutan Gunung Masigit Kareumbi kini turun gunung. Ia bukan sekadar pemburu malam yang menakutkan, tetapi simbol keseimbangan alam yang mulai goyah.

Menurut data Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, kawasan hutan Kareumbi adalah salah satu kantung habitat macan tutul dan macan kumbang di Jawa Barat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tekanan terhadap ekosistem semakin besar mulai dari pembukaan lahan, aktivitas manusia di zona penyangga, hingga berkurangnya populasi mangsa alami seperti kijang dan babi hutan.

Baca Juga:Laporan Palsu Dibegal di Sumedang, Segini Ancaman Penjara untuk PelakuKasus Alif Bocah Sumedang Tanpa Anus Jadi Pengingat: Jangan Diam Bila Ada yang Butuh Bantuan!

Humas BBKSDA Jawa Barat, Ery Mildrayana, mengatakan kemunculan macan kumbang di Dusun Baturaga, Desa Cikondang, merupakan bagian dari konflik satwa yang tidak bisa dilepaskan dari kondisi ekologis di sekitar hutan.

“Konflik satwa ini bermula pada Ahad malam, tanggal 19 Oktober di area kandang ayam milik warga pak Yayan. Delapan ekor ayam di kandang hilang, kondisi kandang rusak, serta terdapat jejak diduga macan kumbang,” ungkapnya.

Sehari berselang, laporan serupa kembali muncul. Dua ekor ayam hilang, dan jejak kaki besar terlihat di tanah basah dekat pagar bambu.

Bagi warga, itu adalah malam-malam panjang penuh ketegangan. Tapi bagi para konservasionis, peristiwa itu justru memperlihatkan ketidakseimbangan yang sedang berlangsung di hutan.

Kapolres Sumedang, AKBP Sandityo Mahardika, membenarkan bahwa wilayah Ganeas memang berbatasan langsung dengan habitat alami macan kumbang.

“Habitat macan kumbang memang cukup luas di Kabupaten Sumedang, terutama di wilayah berhutan seperti Ganeas. Di sana juga banyak monyet, jadi ekosistemnya memang mendukung,” jelasnya.

Namun, jika mangsa di hutan semakin sedikit, predator besar seperti macan kumbang akan mencari sumber makanan lain. Dan sering kali, ternak warga menjadi pilihan termudah.

Baca Juga:Laporan Warga Selamatkan Bocah Tanpa Anus, Pemkab Sumedang Langsung BergerakMengenal Atresia Ani, Kelainan Langka yang Dialami Bocah Asal Sumedang

Kepala Seksi Wilayah V BBKSDA Jabar, R. Rachmad, menjelaskan bahwa pihaknya kini tengah melakukan langkah-langkah pemantauan intensif.

0 Komentar