Untuk mencegah kejadian serupa, BBKSDA Jawa Barat bersama Dinas Kehutanan Sumedang dan komunitas penggiat alam Kapak Kareumbi turut bergabung dalam patroli lapangan.
Humas BBKSDA Jabar, Ery Mildrayana, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan masyarakat setempat.
“Kami sudah memberikan imbauan kepada warga untuk memperkuat kandang dan mengantisipasi terjadinya konflik satwa liar dengan warga sekitar hutan,” kata Ery.
Baca Juga:Laporan Palsu Dibegal di Sumedang, Segini Ancaman Penjara untuk PelakuKasus Alif Bocah Sumedang Tanpa Anus Jadi Pengingat: Jangan Diam Bila Ada yang Butuh Bantuan!
Selain patroli darat, BBKSDA juga memasang kamera jebak (camera trap) di sejumlah titik strategis yang diduga menjadi lintasan satwa.
Pemasangan alat ini bertujuan memantau pergerakan macan kumbang sekaligus mengumpulkan data populasi di sekitar hutan Kareumbi Barat.
Kepala Desa Cikondang, Indra Ginanjar, menyebut langkah ini merupakan bentuk kolaborasi antara aparat, lembaga konservasi, dan masyarakat desa.
“Telah dipasang camera trap, mau dianalisa dulu populasinya, dan kalau sudah diketahui, rencananya akan diamankan dengan cara ditembak bius oleh pihak BKSDA,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Sumedang AKP Awang Munggardijaya menegaskan bahwa tindakan pengamanan dilakukan secara non-mematikan.
“Tim gabungan tidak akan melukai satwa. Upaya utama adalah pengusiran dan penangkapan dengan bius, agar hewan bisa dikembalikan ke habitatnya,” jelasnya.
Awang juga menambahkan bahwa langkah-langkah pengamanan ini sejalan dengan pemantauan yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Baca Juga:Laporan Warga Selamatkan Bocah Tanpa Anus, Pemkab Sumedang Langsung BergerakMengenal Atresia Ani, Kelainan Langka yang Dialami Bocah Asal Sumedang
“Sebagai langkah antisipasi dan monitoring, tim dari KLHK telah memasang 80 unit camera trap di sejumlah titik strategis di sekitar kawasan hutan yang termasuk dalam wilayah Resor Kareumbi Barat,” katanya.
Pihak kepolisian berharap masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan tindakan berbahaya, seperti memburu atau memprovokasi satwa liar tersebut.
“Kami harap tidak ada kerusakan alam, supaya hewan-hewan ini tidak menyerang ke rumah warga,” pungkas Kapolres Sandityo.
Dengan kerja sama lintas lembaga, patroli gabungan ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara keamanan warga dan kelestarian satwa liar, agar kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.***
