3. Berhenti Menyalahkan Emosi Sendiri
Orang yang belum dewasa seringkali tidak mampu mengenali, memproses, dan mengelola emosinya dengan sehat. Mereka membiarkan kemarahan memimpin keputusan, atau lari dari kesedihan dengan perilaku adiktif.
“Saya belanja impulsif karena sedang stres, jadi wajar.”“Saya tidak bisa kontrol emosi karena memang watak saya begini.”
Kedewasaan adalah menyadari bahwa: Emosi adalah sinyal, bukan master. Orang dewasa mengizinkan diri mereka merasakan sakit, kecewa, atau marah, tetapi tidak membiarkan emosi itu mendikte tindakan merusak.
Baca Juga:Perbedaan SKPP dan SPMT, Dua Dokumen Penting Bagi ASN yang Harus DipahamiKost Super Murah dan Nyaman Buat Kamu yang Butuh Tempat Kost Dekat UNSAP
Mereka mengambil tanggung jawab untuk menenangkan diri sendiri dan mengkomunikasikan kebutuhan mereka secara konstruktif, bukan eksplosif.
Ciri Tambahan: Ketika Tanggung Jawab Itu Terwujud
Ketika Anda sudah mampu mengambil tanggung jawab penuh atas diri Anda (berhenti menyalahkan), secara otomatis Anda akan menunjukkan tanda-tanda kedewasaan dalam aspek lain:
| Ranah | Tindakan yang Belum Dewasa | Tindakan yang Sudah Dewasa |
| Finansial | Belanja impulsif, tidak punya dana darurat, menyalahkan gaji kecil. | Mampu membuat anggaran, membedakan kebutuhan & keinginan, dan konsisten menabung. |
| Relasi | Ketergantungan emosional, menuntut pasangan untuk membahagiakan. | Mampu menetapkan batasan yang sehat, berkomunikasi terbuka, dan bahagia secara mandiri. |
| Penyelesaian Masalah | Menghindari masalah, menunda-nunda (procrastinate), berharap orang lain menyelesaikannya. | Menghadapi masalah secara langsung, mencari solusi rasional, dan menerima konsekuensi. |
Usia hanyalah data, tetapi tanggung jawab adalah tindakan. Anda bisa saja berusia 40 tahun dengan jabatan tinggi, namun masih menyalahkan kemacetan atas keterlambatan Anda, atau menyalahkan mantan pacar atas kegagalan hubungan Anda saat ini.
Kedewasaan sejati terjadi saat Anda mengambil kunci kemudi hidup Anda. Anda berhenti menjadi korban keadaan, dan mulai menjadi arsitek takdir Anda sendiri. Saat itulah Anda benar-benar bisa disebut dewasa.
