Proses belajar mengajar diatur dengan komposisi 70 persen praktik dan 30 persen teori agar siswa siap menghadapi dunia kerja.
Guru umum seperti Bahasa Inggris dan Matematika juga terlibat langsung dalam kegiatan praktik untuk memastikan pembelajaran terintegrasi dengan kebutuhan industri.
Sekolah pun menjalin kerja sama dengan berbagai hotel ternama di Bandung serta dengan Telkom University untuk peningkatan kompetensi guru melalui in-house training (IHT).
Baca Juga:Pulang Kerja, Buruh Perempuan di Cimanggung Dianiaya Preman Suruhan, Pelaku Ditangkap PolisiApakah Benar NekoPoi APK Kucing (Versi Terbaru) V2.5.4.5 Terlalu Berbahaya untuk Digunakan?
Sementara itu, untuk nilai Singer (Kreatif dan Inovatif) diwujudkan dalam berbagai kegiatan kreatif siswa. Misalnya, pada jurusan Tata Boga, siswa diberi kebebasan berkreasi dalam penyajian makanan tradisional agar tetap menarik bagi generasi muda.
Selain itu, siswa aktif mengikuti berbagai lomba di luar sekolah tanpa menunggu instruksi, menunjukkan kemandirian dan kreativitas yang tinggi.
Wildan mengatakan, selain menjalankan Program Pancawaluya, SMK YPPS Sumedang juga aktif membangun kemitraan dengan masyarakat, industri, dan instansi pemerintah.
Sekolah kerap mengundang pihak kepolisian, BNN, BPBD, serta pemadam kebakaran untuk memberikan pembekalan karakter dan kedisiplinan kepada siswa.
Ia juga menegaskan bahwa SMK YPPS Sumedang berkomitmen menjadi sekolah yang tidak hanya unggul dalam bidang pariwisata, tetapi juga berkarakter dan berdaya saing tinggi.
“Kami ingin menunjukkan bahwa SMK YPPS Sumedang bukan sekadar sekolah kejuruan, tetapi tempat pembentukan karakter Pancawaluya yang sesungguhnya. Siswa kami diarahkan agar bisa Bekerja, Melanjutkan, dan Berwirausaha (BMW) dengan bekal karakter kuat dan keterampilan unggul,” pungkasnya. ( ahm)
