Pernikahan Dini dan Kurangnya Konsumsi Protein Hewani Jadi Pemicu Stunting di Sumedang

Pernikahan Dini dan Kurangnya Konsumsi Protein Hewani Jadi Pemicu Stunting di Sumedang
Pernikahan Dini dan Kurangnya Konsumsi Protein Hewani Jadi Pemicu Stunting di Sumedang
0 Komentar

Pernikahan Dini dan Kurang Protein Hewani Jadi Pemicu Stunting di Sumedang

SUMEDANGEKSPRES – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Sumedang, Aceng Solahudin Ahmad, menegaskan bahwa tingginya angka pernikahan dini dan rendahnya konsumsi protein hewani masih menjadi dua faktor utama penyebab stunting di Sumedang.

Menurut Aceng, kasus pernikahan dini di Sumedang mencapai sekitar 260 kasus per tahun, dan hal itu berpotensi besar melahirkan generasi rentan stunting.

Baca Juga:Bupati Dony: Sosialisasi Program Pemerintah Harus Dipadukan dengan Seni dan BudayaGubernur KDM Kagum, Teatrikal Mapag Pajajaran Anyar Diundang Tampil di Hari Jadi Jawa Barat

“Pernikahan dini, sebagai salah satu faktor yang meningkatkan risiko stunting, tentu menjadi perhatian serius. Karena itu, perlu ada sinergi antara pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan untuk menekan angka pernikahan dini di Sumedang,” tegasnya.

Ia menjelaskan, stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, tetapi juga pengetahuan dan kebiasaan keluarga dalam menjaga gizi anak. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah pola konsumsi protein hewani di rumah tangga.

“Protein hewani seperti telur, ikan, ayam, dan daging merupakan sumber gizi utama yang dibutuhkan anak untuk tumbuh optimal. Saya mengajak masyarakat untuk mengubah pola konsumsi sehari-hari dengan memperbanyak makan protein hewani,” ujar Aceng.

Pernyataan tersebut disampaikan Aceng saat menghadiri Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) 2025. (kos)

0 Komentar