“Kendalanya tentu tidak bisa tepuk sebelah tangan. Artinya, ketika kami mengundang siswa ke sekolah, harus ada juga kemauan dari siswa untuk datang. Banyak siswa kami yang belum punya waktu ke sekolah, jadi ijazah itu bukan ditahan atau tertahan, tapi memang yang bersangkutan belum datang mengambil,” tuturnya.
Dari Banjar hingga Bogor, Janji Tinggal Janji
Kisah serupa datang dari Kota Banjar, di mana kebijakan pembebasan ijazah justru berbalik menjadi beban berat bagi sekolah-sekolah swasta.
Ketua Forum Komunikasi Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (FKKSMKS) Kota Banjar, Asep Suharto, mengungkapkan bahwa janji pemerintah untuk menanggung tunggakan siswa hingga kini belum terwujud.
Baca Juga:Setelah Janji Ijazah Gratis Demul Menguap, Kini BPMU Pun Diubah Jadi BeasiswaDemul Dituding Ingkar Janji, Program Pembebasan Ijazah Berujung Nihil
“Semoga gubernur Jabar Dedi Mulyadi lebih bijak lagi dalam mengambil kebijakan. Terutama terhadap SMK Swasta di Jabar agar tetap terjaga keberlangsungan hidupnya. Karena hal ini juga menyangkut hajat hidup guru-guru yang mencerdaskan kehidupan bangsa,” tegas Asep, Senin (27/10/2025).
Menurutnya, sejak awal kebijakan itu disambut dengan antusias.
ebanyak 12 sekolah anggota FKKSMKS Banjar dengan sekitar 1.500 siswa telah menghimpun data tunggakan secara detail. Namun, harapan itu berujung kecewa.
“Sehingga untuk pembayaran tunggakan siswa justru tidak ada,” ucap Asep dengan nada kecewa.
Beban finansial paling terasa di dua sekolah swasta, SMKS Pasundan 1 Banjar dan SMKS Pasundan 2 Banjar, di bawah naungan Yayasan YPDM Pasundan.
Kepala SMKS Pasundan 1, Dra. Suryatini, mencatat tunggakan mencapai Rp475 juta yang melibatkan 323 ijazah.
Sementara Kepala SMKS Pasundan 2, Mahrur, S.Pd, menyebutkan nilai tunggakan di sekolahnya mencapai Rp386 juta dengan 249 ijazah belum terbayar.
“Bagi sekolah negeri, penyerahan ijazah mungkin tidak menjadi masalah. Namun bagi kami di swasta, ini menjadi dilematis jika tunggakannya tidak diselesaikan. Tunggakan ini sangat penting untuk operasional sekolah, termasuk gaji para guru honor,” ujar Mahrur.
Sekolah di Bogor Masih Menunggu Dana
Baca Juga:Bupati Dony: Sosialisasi Program Pemerintah Harus Dipadukan dengan Seni dan BudayaGubernur KDM Kagum, Teatrikal Mapag Pajajaran Anyar Diundang Tampil di Hari Jadi Jawa Barat
Dari Kota Bogor, cerita yang sama muncul. Sekolah swasta seperti SMK Permata masih menunggu realisasi dana Tebus Ijazah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Kalau ijazah sudah diserahkan tapi pembayarannya belum datang, kami harus menunggu terlalu lama. Ini tentu akan berdampak pada operasional sekolah, tapi kami juga tidak ingin menghambat para siswa,” kata Mubarok, guru SMK Permata, Senin (27/10/2025).
