Mengulik Kisah Cinta Universal dari Rusia, Bersemi di Tanah Priangan Melalui Lagu "Panon Hideung"

Mengulik Kisah Cinta Universal dari Rusia yang Bersemi di Tanah Priangan Melalui Lagu \"Panon Hideung\"
Mengulik Kisah Cinta Universal dari Rusia yang Bersemi di Tanah Priangan Melalui Lagu \"Panon Hideung\" - (Ilustrasi)
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Dipopulerkan oleh komponis legendaris Ismail Marzuki pada tahun diantara tahun 1936 hingga 1937, lagu tradisional Sunda ini masih begitu populer hingga sekarang.

Uniknya lagu ini juga diketahui merupakan versi Bahasa Sunda dan menggunakan melodi asli yang diadaptasi dari lagu romansa Rusia berjudul “Ochi Chornye”.

Di balik alunan melodi yang mendayu dan lirik pujian akan “Putri Bandung”, tersimpan kisah adaptasi global yang luar biasa, menghubungkan Tatar Sunda dengan Rusia.

Baca Juga:Dipukul Sapu Lantaran Tidak Menurut, Anak Ini Malah Laporkan Ibunya ke Polisi7 Sikap Penting yang Membentuk Kedewasaan Sejati

“Panon Hideung” bukan sekadar lagu, tetapi sebuah bukti kejeniusan adaptasi budaya oleh komponis legendaris, Ismail Marzuki, menjadikannya mahakarya romansa lintas benua.

Makna Lirik: Pesona Gadis Priangan yang Membius

Secara harfiah, “Panon Hideung” berarti Mata Hitam. Lirik lagu ini menggambarkan keadaan seorang pria yang sedang mabuk kepayang karena pesona seorang gadis yang ia juluki “Putri Bandung”.

Lirik SundaTerjemahan Bahasa IndonesiaMakna Emosional
Panon hideung, pipi konéngMata hitam, pipi kuning langsatMenggambarkan ciri fisik yang memikat.
Irung mancung, Putri BandungHidung mancung, Putri BandungMenekankan kecantikan dan asal daerah gadis tersebut.
Siang wengi kaimpi-impiSiang malam selalu terbayang dan termimpiEkspresi obsesi dan kerinduan mendalam.
Haté abdi sararedihHatiku terasa sedihMelukiskan kesedihan karena tidak tahu di mana rumah pujaan hati, mencerminkan kerinduan yang tak tergapai.
Teu emut dahar, teu emut nginumTidak ingat makan, tidak ingat minumMetafora klasik untuk keadaan kasmaran yang luar biasa.

Inti dari lagu ini adalah pujian tulus terhadap kecantikan seorang wanita yang begitu memikat, hingga menyebabkan penyanyinya lupa diri karena terus memikirkannya.

Kisah Unik di Balik Melodi: Adaptasi dari Ochi Chornye

Bagian paling unik dari “Panon Hideung” adalah akar melodinya. Lagu ini bukanlah komposisi orisinal Ismail Marzuki, melainkan adaptasi dari lagu romansa Rusia yang sangat terkenal, “Ochi Chornye” (juga berarti Mata Hitam atau Dark Eyes).

  • Akar Rusia (1843): Melodi asli “Ochi Chornye” berasal dari puisi karya penyair Ukraina, Yevhen Hrebinka. Musiknya kemudian diaransemen oleh Adalgiso Ferraris, menjadi lagu yang populer dibawakan di kabaret dan klub malam Rusia pada akhir abad ke-19.
  • Jembatan Ismail Marzuki: Sekitar tahun 1936-1937, Ismail Marzuki yang saat itu aktif dalam orkes radio, mendengar melodi Ochi Chornye. Dengan bantuan seorang seniman Soviet bernama Zarkov, Marzuki mengadaptasi dan menerjemahkan lagu tersebut ke dalam Bahasa Sunda.
  • Inspirasi Pribadi: Dalam proses adaptasi ini, Marzuki menuangkan perasaannya terhadap calon istrinya, Miss Eulis Zuraida, seorang penyanyi keroncong Sunda keturunan Arab, yang digambarkan memiliki mata indah dan pesona Mojang Priangan.
  • Fakta Unik: Adaptasi yang dilakukan Ismail Marzuki begitu mulus dan sukses, sehingga “Panon Hideung” kini dianggap sebagai salah satu kawih Sunda (lagu tradisional Sunda) paling autentik dan ikonik. Bahkan, popularitas global “Ochi Chornye” memungkinkan “Panon Hideung” ditampilkan di kancah internasional, seperti saat jamuan kenegaraan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin pada tahun 2007.
0 Komentar