Pupuh Sunda: Sejarah, Aturan, dan Warisan Puisi Klasik

Pupuh Sunda: Sejarah, Aturan, dan Warisan Puisi Klasik
Pupuh Sunda: Sejarah, Aturan, dan Warisan Puisi Klasik - (Ilustrasi)
0 Komentar

Pembagian Jenis Pupuh

Secara keseluruhan, terdapat 17 jenis Pupuh dalam sastra Sunda. 17 jenis ini dibagi menjadi dua kategori besar:

1. Sekar Ageung (Lagu Besar)

Pupuh yang tergolong Sekar Ageung adalah Pupuh yang dapat ditembangkan (dinyanyikan) dengan lebih dari satu jenis lagu atau gaya melodi. Kelompok ini dianggap Pupuh “inti” dan terdiri dari 4 jenis, yang sering disingkat KSAD.

Jenis PupuhWatek/KarakteristikPola Guru Wilangan & Guru Lagu
KinantiMenanti, khawatir, rasa sayang.8-u, 8-i, 8-a, 8-i, 8-a, 8-i
SinomGembira, gairah, kasih sayang, nasihat8-a, 8-i, 8-a, 8-i, 7-i, 8-u, 7-a, 8-i, 12-a
AsmarandanaBirahi, cinta kasih, kesedihan.8-i, 8-a, 8-é/o, 8-a, 7-a, 8-u, 8-a
DangdanggulaKeindahan, ketentraman, keagungan, kegembiraan.10-i, 10-a, 8-é/o, 7-u, 9-i, 7-a, 6-u, 8-a, 12-i, 7-a

2. Sekar Alit (Lagu Kecil)

Baca Juga:Mengenal Lebih Dekat Tiga Jenis Sisindiran: Rarakitan, Paparikan, dan WawangsalanSisindiran: Warisan Sastra Lisan Sunda yang Tak Lekang oleh Waktu

Pupuh yang tergolong Sekar Alit adalah 13 jenis Pupuh lainnya yang biasanya hanya dapat ditembangkan dengan satu jenis lagu atau melodi. Contoh Pupuh Sekar Alit meliputi:

  • Maskumambang (sedih, pilu, sakit hati)
  • Pucung (marah, benci, lelucon)
  • Durma (semangat, marah, sombong)
  • Magatru (sedih, penyesalan, nasihat)
  • Balakbak (lelucon, guyonan tentang kehidupan sehari-hari)
  • Jurudemung (bingung, susah menentukan langkah)
  • Gambuh (bingung, sedih, sakit)

Dan 6 jenis lainnya (Mijil, Wirangrong, Lambang, Ladrang, Gurisa, Pangkur).

Pupuh di Era Modern

Meskipun saat ini puisi bebas lebih mendominasi, Pupuh tetap menjadi pilar utama kesenian Sunda. Upaya pelestarian dilakukan melalui:

  1. Pendidikan: Pupuh wajib diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Sunda di sekolah-sekolah sebagai pengenalan sastra klasik.
  2. Seni Pertunjukan: Seni Tembang Sunda Cianjuran dan Mamaos masih dipertahankan dan rutin digelar dalam acara-acara budaya.
  3. Inovasi: Munculnya gaya Pupuh Raehan (gubahan baru) yang mengemas Pupuh tradisional dengan aransemen musik modern agar lebih menarik bagi generasi muda tanpa menghilangkan aturan dasar (guru lagu dan guru wilangan).

Pupuh adalah bukti kekayaan intelektual leluhur Sunda. Ia bukan hanya sekumpulan aturan rima, melainkan wadah yang mengikat emosi, ajaran, dan cerita kehidupan dalam melodi yang indah dan terstruktur.

0 Komentar