SUMEDANG EKSPRES, KESENIAN – Sisindiran adalah salah satu warisan sastra lisan Sunda yang paling populer dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Bentuknya yang mirip pantun membuat Sisindiran mudah dihafal, disampaikan, dan paling sering digunakan dalam konteks humor maupun nasihat.
Intinya adalah menyampaikan maksud secara tidak langsung, atau menyindir (berkata tidak terus terang).
Baca Juga:5 Fakta Menarik tentang Pupuh yang Belum Kamu Ketahui5 Fakta Menarik tentang Kawih yang Belum Kamu Ketahui: Lagu Bebas Berirama Tetap dari Tanah Pasundan
Berikut adalah 5 fakta menarik tentang Sisindiran yang mungkin belum banyak Anda ketahui:
1. Sisindiran Sudah Ada Jauh Sebelum Abad ke-17
Meskipun sering disamakan dengan pantun yang berkembang pesat di era Melayu Klasik, Sisindiran diyakini sudah ada dan berkembang di masyarakat Sunda jauh sebelum tahun 1600 Masehi.
Keberadaan Sisindiran sebagai tradisi lisan menunjukkan bahwa masyarakat Sunda telah lama memiliki cara komunikasi yang halus dan beretika, di mana penyampaian kritik atau perasaan dilakukan dengan cara dibalibirkeun (disamarkan) melalui metafora dan rima, untuk menghindari ketersinggungan.
2. Punya Tiga Jenis yang Berbeda
Sisindiran tidak hanya satu jenis, melainkan terbagi menjadi tiga bentuk utama (wangun), dan masing-masing memiliki aturan yang spesifik:
- Paparikan: Berasal dari kata parik (dekat/mirip). Cangkang (sampiran) dan Eusi (isi) memiliki kemiripan bunyi atau rima yang berdekatan.
- Rarakitan: Berasal dari kata rakit (berpasangan/tersusun). Kata di awal baris Cangkang diulang lagi di awal baris Eusi.
- Wawangsalan: Ini adalah bentuk paling unik karena berfungsi sebagai teka-teki. Baris pertama adalah petunjuk (yang harus ditebak jawabannya), dan baris kedua adalah isi (wangsal) yang memiliki kemiripan bunyi dengan jawaban teka-teki tersebut.
3. Tiga Tujuan Isi yang Utama: Cinta, Nasihat, dan Humor
Selain dibagi berdasarkan bentuk (Paparikan, Rarakitan, Wawangsalan), Sisindiran juga dikelompokkan berdasarkan tujuan atau sifat isinya:
- Silih Asih: Bertujuan mengungkapkan rasa cinta atau kasih sayang, rindu, dan asmara.
- Piwuruk: Bertujuan menyampaikan nasihat, pepatah, atau ajaran moral.
- Sésébréd: Bertujuan untuk humor atau banyolan (candaan), sering digunakan dalam percakapan santai atau permainan.
Fungsi inilah yang membuat Sisindiran menjadi alat komunikasi yang lengkap; bisa serius dan mendidik, bisa juga jenaka dan menghibur.
