Pada kesempatan yang sama, AMS Distrik Sumedang juga menyerahkan SK Forum Silaturahmi Kader Sepuh AMS.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan di 26 kecamatan, hingga saat ini terdata sekitar 92 kader sepuh aktif dan jumlah tersebut masih mungkin bertambah seiring proses pendataan lanjutan.
“Ternyata masih banyak kader-kader sepuh yang dulu aktif dan kini masih setia. Mereka menjadi motivasi bagi kami untuk terus berjuang dan berkontribusi untuk masyarakat Sumedang,” kata Ade Rully.
Baca Juga:Langit, Doa, dan Podium: Ketika Cinta Keluarga Jadi Energi Juara Pandu JayaPastikan Hubungan Industrial Kondusif, Disnakertrans Sumedang Jaga Keseimbangan Pengusaha dan Pekerja
Lebih jauh, Ade menyebutkan, AMS lahir dari semangat nonoman Sunda—para pemuda Sunda yang memiliki jiwa pergerakan dan kecintaan pada budaya.
AMS, lanjutnya, turut dibidani oleh tokoh-tokoh besar seperti Acil Bimbo dan salah seorang tokoh yang juga penulis di Majalah Mangle, yang menjadi simbol kolaborasi antara aktivis dan budayawan Jawa Barat.
“Perubahan zaman dengan derasnya arus teknologi dan globalisasi, jangan sampai membuat AMS kehilangan jati diri. AMS harus tetap memegang teguh nilai-nilai budaya Sunda,” tegasnya.
Menurut Ade Rully, AMS akan terus menjadi mitra kritis sekaligus konstruktif bagi pemerintah daerah. Dukungan terhadap kebijakan Pemkab Sumedang akan terus diberikan selama kebijakan tersebut berorientasi pada kemaslahatan masyarakat.
“AMS mendukung penuh kebijakan pemerintah daerah selama untuk kebaikan masyarakat. Namun jika ada hal yang tidak sesuai dengan prinsip jati diri dan kemaslahatan publik, AMS akan berdiri paling depan untuk mengingatkan,” pungkasnya. (red)
