Kini, nama Parakanmuncang masih hidup sebagai sebuah kawasan kecil di perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung.
Tapi banyak yang tak lagi tahu bahwa di sanalah dulu pusat kekuasaan berada, sebelum akhirnya ditetapkan di Tanjungsari. Lokasi pusat pemerintahannya dipercaya berada di sekitar Alun-alun Tanjungsari saat ini.
Di masa kini, Tanjungsari dan Cicalengka mungkin hanya terlihat sebagai dua kecamatan yang masing-masing berkembang dengan karakternya sendiri satu masuk wilayah Sumedang, yang satu lagi menjadi bagian Kabupaten Bandung.
Baca Juga:Eksekusi Cepat APBD Sumedang Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan MasyarakatPesantren di Sumedang Dapat Fasilitas PBG Gratis, Bupati Dony Dorong Optimalisasi Peran Ponpes
Namun sejarah menyatukan keduanya dalam satu garis waktu, sebagai dua simpul penting dalam sistem pemerintahan kolonial yang pernah mengatur ritme kehidupan masyarakat Priangan Timur.
Di antara bukit dan jalur-jalur lama yang kini berubah menjadi jalan raya atau rel kereta api yang ditinggalkan, jejak-jejak Parakanmuncang tetap tertanam.
Tidak dalam bentuk bangunan megah, tapi dalam nama-nama tempat, cerita lisan warga tua, dan tentu saja dalam dokumen sejarah yang tak lekang oleh waktu. (kos)
