KOTA – Pemerintah Kabupaten Sumedang terus mendorong terbangunnya rantai pasok pangan lokal yang lebih kuat dan terintegrasi. Upaya ini dilakukan melalui penguatan kolaborasi tiga program strategis daerah, yakni Satu Hektar Buruh Tani Bangkit (Starbak), Koperasi Digital Merah Putih (KDMP), serta dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).
Langkah tersebut diharapkan mampu meningkatkan efisiensi program pemerintah sekaligus menggerakkan roda ekonomi masyarakat, terutama di wilayah pedesaan.
Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir menegaskan bahwa Starbak memiliki potensi pengembangan yang besar apabila dikaitkan langsung dengan kebutuhan pasar. Ia meminta agar program ini kembali dimasifkan dan diarahkan pada komoditas yang dibutuhkan dapur MBG.
Baca Juga:Warga Terdampak Longsor di Cimanggung Mulai Dapat Bantuan, 12 KK Terancam RumahnyaFun Walk Warnai Puncak Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-61 Sumedang
“Saya meminta program Starbak bisa lebih dimasifkan kembali dan dikaitkan dengan kebutuhan pasar. Misalnya, petani Starbak dapat menanam sayuran yang dibutuhkan dapur-dapur MBG, kemudian disalurkan melalui KDMP,” tutur Dony.
Menurutnya, integrasi ini menjadi kunci dalam menciptakan alur produksi dan distribusi pangan yang lebih terstruktur.Sebagai bagian dari penguatan rantai pasok, Pemkab Sumedang saat ini mempercepat pembangunan jaringan KDMP. Hingga November tahun ini, tercatat 39 titik KDMP telah terbangun, dan pemerintah menargetkan fasilitas serupa hadir di 270 desa serta tujuh kelurahan.
KDMP diharapkan menjadi simpul distribusi yang mampu menjembatani petani Starbak dengan kebutuhan dapur MBG maupun pasar yang lebih luas.
Dony menambahkan, Starbak tidak hanya berfungsi sebagai program pemberdayaan buruh tani, namun juga instrumen penting dalam membangun rantai ekonomi baru di daerah. Melalui pola pasokan yang tersambung ke KDMP dan dapur MBG, hasil panen petani diyakini dapat terserap lebih optimal.
“Kita ingin memastikan program nasional ini memberi dampak maksimal bagi masyarakat Sumedang. Dengan sinergi ini, kita bukan hanya memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah, tetapi juga menggerakkan ekonomi pedesaan,” ujarnya.
Selain meningkatkan serapan hasil pertanian, integrasi program juga diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas pangan dan mengendalikan inflasi daerah.
Untuk menguatkan keberlanjutan program, Pemkab Sumedang kini tengah menyiapkan mekanisme tata kelola khusus yang menghubungkan Starbak, KDMP, dan dapur MBG dalam satu ekosistem pembangunan terpadu. Tata kelola ini akan mengatur pola produksi, distribusi, hingga pemanfaatan hasil pertanian sesuai kebutuhan lapangan.
