SUMEDANG EKSPRES, KOTA – Sebuah momentum bersejarah kembali tercipta bagi Keluarga Besar Trah Pangeran Sumedang melalui acara Meningkatkan Kesatuan Persaudaraan Trah Pangeran Sumedang serta Deklarasi Pelaksanaan Program Pengelolaan dan Pengembangan Aset Wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja, pada Selasa (25/11).
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan SK BWI No. 013/BWI/III/2024BI tanggal 24 Maret 2024 serta Nota Kesepahaman pada 30 Maret 2025 yang ditandatangani keluarga besar.
Dalam kesempatan tersebut, Radya Anom Karaton Sumedang Larang, Rd Luky Djohari Soemawilaga, menyampaikan rasa syukur atas terwujudnya langkah besar ini. Salah satu momen paling penting adalah kembalinya Gamelan Parakansalak ke Sumedang, diserahkan oleh perwakilan keluarga besar R.A.A. Soeria Danoeningrat, Brigjen (Purn) G.R.A.V Ade Mustikaningrat, kepada Karaton Sumedang Larang. Gamelan tersebut rencananya akan disimpan dan dirawat di Museum Prabu Geusan Ulun.
Baca Juga:4 Produk Skincare B ERL yang Wajib Kamu Miliki untuk Kulit Sehat dan Glowing Setiap HariB ERL Three Way Cake: Natural Nude vs Natural Beige, Mana yang Paling Cocok untuk Kulitmu?
“Ini merupakan anugerah Gusti Allah yang luar biasa. Selain menyatukan kembali keluarga besar melalui rekonsiliasi, kembalinya gamelan bersejarah milik keluarga R.A.A. Soeria Danoeningrat membawa kebahagiaan yang tidak ternilai. Gamelan ini adalah kebanggaan Sumedang, kebanggaan Jawa Barat, bahkan Indonesia,” ujar Rd Luky.
Gamelan Parakansalak, yang dibuat pada tahun 1825, dikenal luas di dunia internasional setelah tampil dalam berbagai pameran besar, seperti Amsterdam International Exhibition (1883), Exposition Universelle Paris (1889)—yang turut meramaikan peresmian Menara Eiffel, serta World’s Columbian Exposition Chicago (1893).
Penampilannya selalu memukau wisatawan Eropa dan tercatat sebagai salah satu rekaman gamelan tertua di dunia.
Setelah melalui perjalanan sejarah panjang, gamelan ini akhirnya kembali ke Sumedang.
Pengembalian ini menjadi simbol persatuan keluarga besar, pelestarian budaya, dan kebangkitan kejayaan sejarah Sumedang, sejalan dengan deklarasi penguatan aset wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja.
