Program “Diabetani” UPI Dorong Warga Cikole Kendalikan Diabetes Melalui Pemanfaatan Pekarangan

Program “Diabetani” UPI Dorong Warga Cikole Kendalikan Diabetes Melalui Pemanfaatan Pekarangan
program pengabdian masyarakat bertajuk “Diabetani: Optimalisasi Kebun Sehat untuk Kendali Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus” pada 12 November 2025 bertempat di Balai Desa Cikole, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. - (ISTIMEWA)
0 Komentar

Materi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilengkapi contoh makanan yang dianjurkan maupun yang perlu dihindari. Peserta terlihat sangat antusias, terutama ketika pemateri menjelaskan hubungan erat antara konsumsi sayur segar dan stabilitas gula darah.

Setelah sesi edukasi, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan berkebun sederhana. Pada sesi ini, peserta tidak hanya mendengarkan teori, tetapi langsung mempraktikkan cara menanam tanaman ramah diabetes seperti bayam, pare, jahe, rosella dan okra yang memiliki manfaat dalam mengontrol metabolisme glukosa.

Metode pelatihan bersifat hands-on sehingga memudahkan peserta memahami teknik dasar berkebun, mulai dari penyiapan media tanam, pemindahan bibit, penyiraman, hingga perawatan harian tanaman.

Baca Juga:Diduga Alami Gangguan Mental, Seorang Wanita Dorong Petugas KAI ke Arah Kereta Api yang Sedang MelajuNataru 2025 Sudah Didepan Mata! Jangan Sampai Kamu Melewatkan 5 Hidden Gem di Sumedang Ini

Untuk mendukung keberlanjutan praktik berkebun di rumah, peserta mendapatkan paket media tanam, peralatan berkebun, bibit tanaman dan modul untuk dibawa pulang.

Langkah ini diharapkan dapat memotivasi peserta memulai kebun kecil secara mandiri di pekarangan rumah masing-masing. Banyak peserta mengaku baru pertama kali belajar menanam tanaman yang secara khusus bermanfaat bagi penderita DM.

Selain pelatihan berkebun, program Diabetani juga menyediakan layanan pemeriksaan gula darah sebagai bentuk pemantauan awal. Pemeriksaan ini menjadi sarana penting bagi peserta untuk mengetahui status kondisi kesehatannya, sekaligus sebagai dasar untuk melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.

Keberhasilan kegiatan terlihat dari antusiasme warga yang sangat tinggi. Peserta aktif bertanya, berlatih menanam dengan penuh semangat, dan menunjukkan minat besar untuk melanjutkan praktik berkebun di rumah.

Para kader kesehatan juga menyampaikan kesiapan mereka untuk melakukan pendampingan berkala pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan sehat.

Program Diabetani menjadi contoh kolaborasi efektif antara perguruan tinggi, tenaga kesehatan, pemerintah desa, dan masyarakat dalam menghadapi permasalahan penyakit tidak menular.

Tim pengabdian menilai bahwa pendekatan berbasis komunitas seperti ini merupakan strategi penting untuk mendorong perubahan perilaku secara berkelanjutan.

Baca Juga:Mau Liburan Nataru Tetap Menyenangkan Tapi Tidak Bikin Kantong Jebol? Ikuti Tips Ini!Tempat Wisata Penuh Saat Libur Nataru? 5 Tips Buat Agar Libur Nataru 2025 Kamu Menyenangkan

Dengan memanfaatkan potensi lokal, terutama lahan pekarangan masyarakat tidak hanya mendapatkan sumber pangan sehat, tetapi juga meningkatkan kemandirian dalam mengelola kesehatannya.

Kepala Puskesmas menambahkan bahwa program Diabetani menjadi salah satu inovasi yang relevan dan strategis dalam meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes.

0 Komentar