KOTA – Isu korupsi kembali menjadi sorotan ketika Wakil Bupati Sumedang, M. Fajar Aldila, menyampaikan kuliah umum bertema Birokrasi Berintegritas Membangun Pelayanan Publik Tanpa Korupsi di Universitas Komputer Indonesia (Unikom), baru-baru ini.
Di hadapan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fajar menekankan bahwa korupsi masih menjadi salah satu penghambat terbesar bagi kualitas pelayanan publik di Indonesia.
Dalam paparannya, Fajar memetakan sejumlah praktik koruptif yang kerap ditemukan di berbagai instansi: gratifikasi, pungutan liar, nepotisme, hingga penyalahgunaan wewenang.
Baca Juga:BMKG: Sumedang Catat 290.791 Sambaran Petir Terbanyak di Jawa Barat November 2025Polsek Jatinangor Kembangkan Budidaya Ubi Cilembu untuk Perkuat Ketahanan Pangan Daerah
Meski terus diberantas melalui regulasi dan penegakan hukum, ia menilai akar persoalan korupsi tetap berada pada karakter dan moralitas individu di dalam birokrasi.
“Masih banyak terjadi korupsi yang mencoreng nama instansi. Karena itu, literasi antikorupsi harus terus diberikan, terutama kepada mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan,” ujar Fajar.
Ia menyebut bahwa mentalitas angkatan muda sangat menentukan wajah Indonesia menjelang visi besar Indonesia Emas 2045.
Tak hanya memberikan pemahaman teoretis, Fajar juga mengajak mahasiswa memahami bagaimana korupsi dapat muncul bahkan dalam tindakan-tindakan kecil yang dianggap sepele.
Praktik gratifikasi yang dibiarkan, nepotisme dalam rekrutmen, atau pungli karena dianggap ‘biaya tambahan’ menurutnya menjadi pintu masuk kehancuran integritas birokrasi.
Respons mahasiswa Unikom disebut sangat tinggi. Sesi tanya jawab berlangsung panjang dengan beragam pertanyaan kritis mengenai bagaimana mahasiswa dapat mengambil peran dalam pencegahan korupsi.
“Mahasiswa yang bertanya sangat banyak dan sangat kritis. Ini menunjukkan kualitas berfikir mereka luar biasa,” kata Fajar.
Baca Juga:Bupati Dony Dorong Transformasi BUMDesma Sumedang Jadi Lembaga Keuangan Mikro ModernPKL di Cimanggung–Jatinangor Bongkar Lapak Secara Mandiri, Dukung Penataan Kawasan Bandung–Garut
Ia menegaskan bahwa pemberantasan korupsi tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah atau lembaga penegak hukum. Generasi muda harus menjadi bagian dari ekosistem pengawasan sosial, terutama ketika kelak memasuki dunia kerja dan birokrasi.
Fajar juga menyampaikan pesan penutup kepada para mahasiswa, agar tetap menjaga semangat dan integritas di tengah tantangan zaman.
“Jangan pernah lelah kalian sebagai generasi penerus bangsa ini. Apa pun keadaan dan godaannya, hidup harus tetap dijalani dengan rasa syukur,” pesannya.
