Polisi Gali Jenazah Guru SMPN 4 Sumedang, Dugaan Kematian Tidak Wajar Diselidiki Ulang

Polisi Gali Jenazah Guru SMPN 4 Sumedang, Dugaan Kematian Tidak Wajar Diselidiki Ulang
Satreskrim Polres Sumedang bersama tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung melakukan ekshumasi terhadap jenazah Siti Nurhayati, guru SMP yang diduga jadi korban pembunuhan.(istimewa)
0 Komentar

WADO – Satreskrim Polres Sumedang kembali membuka penyelidikan atas kematian Siti Nurhayati, guru Pendidikan Agama Islam SMPN 4 Sumedang, setelah muncul dugaan kuat bahwa kematiannya tidak terjadi secara wajar.

Untuk memastikan penyebab tewasnya korban, polisi melakukan ekshumasi terhadap jenazah di Tempat Pemakaman Umum Desa Cikareo Selatan, Kecamatan Wado, Rabu (3/12).

Sebagai informasi, ekshumasi adalah tindakan penggalian kembali jenazah dari makam untuk tujuan hukum atau medis, biasanya dilakukan jika ada kecurigaan kematian yang tidak wajar atau perlu bukti tambahan untuk suatu kasus pidana atau malpraktik. Proses ini melibatkan pemeriksaan jenazah oleh dokter forensik untuk menentukan penyebab kematian.

Baca Juga:Kaum Ibu Jadi Garda Terdepan Ciptakan Generasi UnggulKelurahan Regolwetan Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur Lingkungan untuk Tahun 2025

Korban ditemukan meninggal pada (25/11) lalu di kamar rumahnya di Kampung Toga, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan.

Siti ditemukan suaminya dalam keadaan tergantung. Namun dugaan bunuh diri langsung dipertanyakan keluarga dan warga karena pada tubuh serta kepala korban terdapat sejumlah luka lebam yang dinilai tidak sesuai dengan kondisi gantung diri.

Menyikapi temuan tersebut, penyidik Satreskrim Polres Sumedang melakukan olah TKP lanjutan dan menemukan beberapa ketidaksesuaian.

Hal itu mendorong polisi mengambil langkah ekstrem: membongkar makam dan memeriksa ulang jenazah dengan dukungan tim forensik RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung.

Kasat Reskrim Polres Sumedang, AKP Tanwin Nopiansah, menyatakan ekshumasi dilakukan untuk menghapus seluruh keraguan mengenai penyebab kematian korban.

“Dari olah TKP ditemukan sejumlah kejanggalan. Ekshumasi ini penting agar kami bisa memastikan apakah korban meninggal karena sakit, bunuh diri, atau terdapat dugaan tindak pidana,” ujar AKP Tanwin seperti dilansir dari berbagai sumber.

AKP Tanwin menargetkan laporan awal hasil pemeriksaan forensik dapat diterima pada hari yang sama, sementara dokumen lengkap disampaikan paling lambat keesokan harinya.

Baca Juga:Puting Beliung Terjang Haurgombong: 30 Bangunan Rusak, Enam RT Terdampak dan Bantuan Darurat Langsung MengalirKomite SMAN Jatinangor Bantah Isu Jual Beli Seragam, Tegaskan Tidak Ada Penjualan dan Pemaksaan

Hingga kini, polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk suami korban, untuk menelusuri kemungkinan adanya unsur kekerasan sebelum korban ditemukan tewas.(red)

0 Komentar