SUMEDANG EKSPRES – Seni Kuda Renggong selain sebagai pertunjukan hiburan, Kuda Renggong juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam masyarakat Sumedang. Dalam konteks upacara khitanan, misalnya, kuda yang menari dianggap sebagai lambang semangat baru bagi anak lelaki yang telah melewati salah satu tahap penting dalam hidupnya.
Anak yang baru dikhitan biasanya didudukkan di atas punggung kuda renggong, kemudian diarak keliling kampung sebagai tanda perayaan dan permohonan doa agar kelak menjadi pribadi yang kuat, bertanggung jawab, dan berguna bagi keluarga serta masyarakat.
Dalam perjalanan arak-arakan, masyarakat sekitar biasanya ikut bergabung, menari, bernyanyi, atau sekadar menyaksikan dengan antusias, menciptakan suasana kebersamaan yang luar biasa. Tradisi ini, selain mempererat hubungan sosial, juga menjadi sarana pelestarian budaya lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Baca Juga:Menteri Nusron Tekankan Meritokrasi dalam Pengembangan SDM Kementerian ATR/BPNCamat Cimalaka Resmi Lantik Dua Anggota BPD Desa Cimalaka
Salah seorang warga Dusun Gajahdepa Desa Galudra, iyut (45) mengatakan dirinya rela mengeluarkan biaya untuk menyewa salah group seni kuda renggong yang diiringi 14 ekor kuda untuk merayakan hajatan putra pertamanya yang sudah beres dikhitan.
Iyut juga mengungkapkan kepada Sumeks, biaya yang dia keluarkan untuk menyewa group kesenian kuda renggong lumayan.
” Untuk sewa satu group seni kuda renggong biayanya satu juta setengah rupiah dan ity belum termasuk kuda untuk kudanya itu beda lagi, harganya tergantung besar dan kecil kudanya kalau kudanya yang bisa di naiki orang dewasa itu 1.5 jutaan tapi kalau untuk kuda kecil yang bisa di naiki anak – anak itu dikisaran 700 ribuan,” ucap Iyut.
Menurut Iyut ia bersama keluarga merasa puas merayakan hajatan khitanan putranya bisa dirayakan dengan menggelar tradisi seni kuda renggong meski dia harus mengeluarkan biaya yang cukup lumayan besar. ” Kami sekeluarga merasa puas bisa menggelar seni kuda rengging pada hajatan putra kami karena sebagian masyarakat mempercayai dengan diarak kuda renggong pertumbuhan pribadi dan mental anak kedepanya akan baik,” tutup Iyut. (ahm)
