SUMEDANG EKSPRES – Sebanyak 1.372 mahasiswa Universitas Sebelas April akan diterjunkan ke 68 desa di enam kecamatan di Kabupaten Sumedang untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama satu bulan, mulai 13 Januari hingga 14 Februari 2026.
Enam kecamatan tersebut meliputi Ganeas, Pamulihan, Cimalaka, Buahdua, Tanjungkerta, dan Surian. Para mahasiswa terlebih dahulu mendapat pembekalan dan pengarahan langsung dari Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir di GOR H. Dadan Hendarsyah, Selasa (23/12/2025).
Dalam arahannya, Bupati menegaskan bahwa KKN bukan sekadar memenuhi kewajiban akademik, tetapi harus menghadirkan manfaat nyata dan dampak positif bagi masyarakat desa.
Baca Juga:Bupati Pastikan Biaya Ditanggung, Santri Keracunan Cimanggung Mulai PulihRp145,4 Miliar Digelontorkan, Bansos Sumedang Jangkau Ratusan Ribu Warga
“KKN harus bermanfaat, berdampak, dan menjadi sesuatu yang indah untuk dikenang. Tinggalkan warisan di desa, baik berupa karya, inovasi, maupun perubahan positif yang benar-benar dirasakan masyarakat,” ujar Dony.
Ia menekankan, keberhasilan KKN sangat ditentukan oleh kesungguhan niat dan kepedulian mahasiswa dalam memahami kondisi sosial masyarakat desa. Menurutnya, mahasiswa harus mampu membaca kebutuhan riil di lapangan, bukan sekadar menjalankan program formalitas.
“Bulatkan niat dan tekad. KKN harus memberi manfaat bagi desa tempat kalian mengabdi, bukan sekadar selesai laporan,” tegasnya.
Lebih jauh, Dony menyebut mahasiswa sebagai agen perubahan yang diharapkan mampu mendorong kemandirian masyarakat desa. Kehadiran mahasiswa di desa, kata dia, harus mampu menumbuhkan semangat kerja sama, gotong royong, serta mendorong masyarakat agar lebih rajin, cerdas, dan mandiri.
Bupati juga mengingatkan pentingnya pendekatan sosial dalam pelaksanaan KKN. Mahasiswa diminta membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat agar tercipta keterbukaan pikiran, hati, dan kemauan dalam menyelesaikan berbagai persoalan desa.
“Bangun komunikasi yang baik, pahami kondisi masyarakat, dan ajak mereka mencari solusi bersama. Dengan keterbukaan, persoalan desa bisa diatasi secara kolaboratif,” pungkasnya.
Melalui pelaksanaan KKN tersebut, diharapkan terjalin sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat dalam mendukung pembangunan desa yang berdaya saing dan berkelanjutan.(red)
