“Untuk setiap kali panen saya selalu menjualnya ke Kelompok Tani, istilahnya dari kami untuk kami lah. Kita saling mensejahterakan. Dan alhamdulillah permintaan kopi untuk daerah lokal saja selalu ada, kalaupun permintaan kurang kita bisa jual ke luar negeri. Apalagi kemarin Kelompok Tani memproduksi Kopi Luwak yang dijual ke luar negeri seharga 3 juta perkilo. Asalkan kita mau berusaha dan bekerja keras serta mengelola dengan benar, pekerjaan ini bisa menjadi pekerjaan yang sangat menguntungkan,” terangnya.
Sementara itu, dirinya juga berharap anak muda sekarang lebih bisa memandang bahwa menjadi petani adalah pekerjaan yang baik dan profitable. Apalagi jika semua petani kopi bisa saling bekerja sama, hasil pertanian kita sangat bisa bersaing di kancah Internasional. Jelas setelah kebutuhan Nasional terpenuhi.
“Sekarang saya hanya berharap ada banyak anak muda yang mau menjadi petani. Di mulai dengan menghilangkan pemikiran bahwa menjadi petani kopi adalah pekerjaan yang kuno dan kolot, menjadi ingin bertani karena keren dan profitable. Apalagi jika kita mau bekerjasama saling bahu membahu, kita bisa bersaing di kancah nasional maupun internasional,” tuturnya. (Mg1)