Pemuda Asal Rancakalong Memilih Profesi Sebagai Petani Kopi

Pemuda Asal Rancakalong Memilih Profesi Sebagai Petani Kopi
Ivan pemuda asal Desa Nagarawangi, Kecamatan Rancakalong memilih untuk menjadi petani kopi. (Foto: Yoga Alkambah/Sumeks)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Rancakalong – Seorang pemuda di Desa Nagarawangi, Kecamatan Rancakalong, Ivan, 22, memilih untuk menjadi petani kopi. Hal tersebut dilakukannya bukan karena pandemi atau sulitnya mencari pekerjaan. Akan tetapi, menjadi petani adalah pekerjaan idamannya.

Berbeda dengan perspektif kebanyakan anak muda lainnya, profesi petani merupakan pekerjaan yang kuno dan kolot. Namun bagi Ivan, petani adalah sebuah pekerjaan yang keren di matanya.

“Saya menjadi petani karena saya cinta pekerjaan itu. Indonesia ini negara yang subur SDA-nya. Apalagi lifestyle kopi hari ini sedang mendunia dan dianggap lifestyle yang keren. Saya bangga menjadi petani kopi,” ujarnya kepada Sumeks, Senin (16/8).

Baca Juga:Airlangga: Pembukaan Lapangan Kerja Terus Dipacu Tekan KemiskinanMoment Kemerdekaan, PDIP Bagikan 200 Paket Makan Siang Kepada Nakes

Ivan pun berpendapat bahwa menjadi petani kopi adalah bentuk penyelamatan akan dirinya sendiri dan negaranya. Ia selalu melihat petani petani adalah orang tua. Dan ia mempertanyakan jika orang tua tersebut sudah meninggal siapa yang akan melanjutkan pertanian di negara subur ini.

“Mereka (Petani yang sudah tua, red) kan juga akan meninggal suatu hari nanti. Kalo sudah tidak ada lagi yang bertani nanti kita mau makan apa? Ngopi dimana? Apakah kita harus beli ke negara lain? Kalo kita beli hasil bumi dari negara lain, itu seperti kita sedang kelaparan di lumbung padi. Dan menjadi petani kopi saat ini, sudah cukup bisa menghidupi saya,” ungkapnya.

Tak hanya itu, lanjut Ivan, dirinya juga beranggapan jika menjadi petani bisa menjadi jalan untuk mengangkat tingkat ekonomi seseorang. Tentunya dengan cara kerja keras, loyalitas serta totalitas yang kuat pada pekerjaannya.

“Awal saya mantap menjadi petani adalah ketika melihat saudara saya yang juga seorang petani kopi. Sekali panen bisa membangun rumah. Kebetulan waktu itu panen sedang baik dan harga sedang tinggi. Ya memang harga kopi selalu fluktuatif, tapi yang pasti selalu ada untungnya. Antara untung atau untung banget,” paparnya.

Selain itu, Ivan juga tidak mengkhawatirkan perihal pemasaran. Karena sudah tergabung dengan Kelompok Tani Maju Mekar di Desa Rancakalong yang memudahkan para petani dalam memproses kopi ataupun menjual kopi.

0 Komentar