“Disini netralitas penyelenggara pemilu juga merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan suhu politik. Manakala penyelenggara terlihat memihak calon tertentu. mengingatkan suhu politik yang memanas pada gilirannya dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di masyarakat, sehingga berakibat masyarakat acuh dan tidak mau menggunakan hak pilihnya,” ungkapnya.
Dengan demikian, Dodi turut menyarankan kepada semua peserta pemilu untuk bijak dalam memilih diksi dan frasa agar tidak memekakan ruang opini publik serta menjadi pendidikan politik bagi masyarakat.
Diketahui, pendidikan politik akan sangat diperlukan untuk masyarakat dalam meningkatkan kualitas demokrasi.
Baca Juga:Gerombolan Monyet Liar Masuki Area WisataMusim Hujan Tiba, Potensi Bencana Kepung Sumedang
“Pendidikan politik amat diperlukan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dari yang sebatas prosedural-identitas,” ungkapnya.
Dodi pun menambahkan, potensi panasnya suhu politik yang paling menonjol adalah hoax atau berita bohong yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
“Selain itu, hoax merupakan penghambat utama dalam pertumbuhan kualitas demokrasi dan tensi suhu politik,” tururnya. (Mg1)