SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Pemkab Sumedang harus mewaspadai kemungkinan munculnya gelombang ketiga penyebaran Covid 19 dan kluster pembelajaran tatap muka di Jawa Barat.
Covid -19 gelombang tiga diprediksi akan masuk ke Indonesia pada Desember 2021 mendatang. Sementara, kluster pembelajaran tatap muka di Jawa Barat tercatat ada sebanyak 149 sekolah menjadi kluster baru.
Oleh karena itu, Pemkab Sumedang tengah gencar agar tidak mengendorkan protokol kesehatan 5 M. Serta, tidak menghentikan upaya testing, tracing dan treatment (3T) dengan harapa. gelombang ketiga Covid-19 di Sumedang bisa dihindari.
Baca Juga:Dies Natalis Fapet Unpad 58, Gelar Berbagai KegiatanSMAN Jatinangor Raih Juara Cerdas Cermat
“Mau tidak mau kita harus siap. Potensi peningkatan kasus gelombang ketiga dapat dihindari jika kita melaksanakan kebijakan berlapis yakni vaksinasi, tidak mengendorkan Prokes dan menggalakan upaya 3T,” kata Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir saat Rakor Forkopimda dalam rangka Evaluasi PPKM Level 3 di Gedung Negara, baru-baru ini.
Dony juga meminta stakeholder, khususnya Satpol PP bersama TNI Polri terus melakukan pengawasan. Serta, setiap SKPD kembali turun untuk memastikan binaannya menjalankan Prokes dengan baik dan Satgas Covid-19 dipastikan ada di setiap sekolah.
“Kata kuncinya adalah sosialisasi secara masif supaya tidak lengah. Pengawasan terus dilakukan. Saya minta Satpol PP bersama TNI Polri turun mengawasi potensi keramaian dan pelaksanaan Prokes 5 M,” tuturnya
Sementara itu ditemui ditempat berbeda, Sekertaris Daerah Herman Suryarman mengatakan semua unsur harus waspada, juga terkait kluster belajar tatap muka Jabar yang menjadi sorotan.
“Kemarin sudah dirapatkan Forkopimda kita harus waspada. Kita juga sudah wajibkan sekolah yang sudah berjalan tatap muka ada satgas Covid-19,” jelasnya, Jumat (24/9/2021).
Dikatakan, dengan adanya Satgas di sekolah untuk menangani dan menghadapi kluster Belajar Tatap Muka cukup membantu. Sekolah juga harus gencar sosialisasikan 5M dan 3T juga.
“Sehingga prokes 5M diperketatkan divsemua sekolah. Testing, tracing dan treatment harus gencar dilakukan. Sehingga, apabila memang ada kasus akan langsung bisa diantisipasi,” tuturnya.
Baca Juga:Kedepan, Anak Usia di Bawah 12 Tahun Jalani VaksinBPN Akui, Tanah Bersertifikat Baru 54 Persen
Herman juga menegaskan upaya tersebut dilakukan agar tidak ada perluasan kasus. Selain itu, dirinya meminta agar pelajar dan warga turut serta ikut vaksinasi.