Renovasi Bentuk Komersil Museum Prabu Geusan Ulun Ditolak

Renovasi Bentuk Komersil Museum Prabu Geusan Ulun Ditolak
Beberapa warga Sumedang dari unsur Rukun Wargi Sumedang, Majelis Tinggi Sumedang Larang dan Yayasan Pangeran Sumedang melakukan foto bersama seusai memasang spanduk penolakan renovasi bentuk komersil Museum Prabu Geusan Ulun yang bekerjasama dengan The Lodge Grup. (Foto: ADHI S/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEKS, Kota – Pihak Yayasan Pangeran Sumedang resmi menolak renovasi bentuk komersil Museum Prabu Geusan yang bekerjasama dengan The Lodge Grup.

Bentuk aksi penolakan tersebut berupa pemasangan spanduk beratasnamakan Rukun Wargi Sumedang, Majelis Tinggi Sumedang Larang dan Yayasan Pangeran Sumedang, Sabtu (9/10) lalu.

Ketua Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) R Mochamad Alex yang juga sebagai pengelola mengaku keberatan dengan renovasi Museum Prabu Geusan Ulun tersebut.

Baca Juga:Penutupan Jalan Kewenangan KepolisianRemitansi Pekerja Migran Turun, Pemerintah Siapkan Rp 372 Miliar Melalui Program KUR

“Saya sebagai Ketua YPS, memegang teguh akta Perdamaian 1955 dan masih aktif serta berlaku hingga hari ini. Saya tidak pernah menandatangani perjanjian apapun dengan yang namanya The Lodge,” kata Alex kepada Sumeks.

Dia mengakui perjanjian renovasi Museum Prabu Geusan Ulun ini juga tidak melibatkan perjanjian dengan The Lodge Group yang telah dilakukan peletakan batu pertama pada Rabu (6/10) lalu.

“Atas nama YPS, kalau masalah The Logde saya selaku Ketua YPS yang sah belum pernah menandatangani perjanjian itu. Sedangkan di tulisan berita bahwa YPS bekerja sama dengan The Logde,” tuturnya.

Selain di Museum Prabu Geusan Ulun, imbauan juga dilakukan di Landing Paragliding Toga
dengan dipasang pengumuman yang berisi bahwa Tanah Ini Milik/dikelola Yayasan Pangeran Sumedang. (Mg2)

0 Komentar