SUMEKS, Kota – Sengketa pengelolaan aset wakaf pangeran sumedang antara Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) dengan Yayasan Nadzir Wakaf Pangeran Sumedang (YNWPS) masih berlanjut. Secara tanggung jawab moral, Disparbudpora merasa harus memikirkan solusi untuk permasalahan tersebut.
Ketua Bidang Kebudayaan Disparbudpora Kabupaten Sumedang Budi Akbar mengaku baru mengetahui bahwa sengketa tersebut kembali memanas.
“Saya baru saja diangkat jadi Kabid 19 Agustus kemarin, saya tidak tahu lebih mendalam untuk sengketa ini,” ujarnya kepada Sumeks, Rabu (13/10).
Baca Juga:Puluhan KJA Jatigede DibongkarMasjid Besar Tegalkalong yang Dihindari para Bupati untuk Shalat Idul Fitri
Sengketa tersebut semakin memanas karena kedua belah pihak merasa bahwa dirinya yang paling berhak untuk mengelola aset wakaf pangeran Sumedang tersebut.
Secara tanggung jawab moral, Budi merasa harus mendalami duduk perkara dan solusi alternatif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Untuk saat ini saya belum bisa memberikan keterangan apa-apa. Saya akan lebih mendalami dulu permasalahannya dan akan berkonsultasi kepada pimpinan di atas,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah Kabupaten Sumedang, Dr Nunung Julaeha mengatakan, jika renovasi Museum Prabu Geusan Ulun dilakukan, maka harus dikerjakan pihak yang paham dengan sejarah Sumedang.
“Selama renovasinya mendukung keberadaan fungsi Museum tanpa mengubah dan merusak sumber-sumber sejarah, itu baik (revitalisasi), tentu melalui tata kelola yang profesional,” jelasnya kepada Sumeks, Rabu (13/10).
Nunung juga mengingatkan apabila ada kafe atau kedai di area museum, jangan sampai menghilangkan kuliner asli Sumedang.
“Kalau kafenya dibangun mendukung, harus jadi pelengkap keberadaan museum. Misal dengan menyajikan kuliner khas bangsawan Sumedang dahulu, atau kuliner khas Sumedang dengan mengangkat tema kearifan lokal misalnya,” tambah dia.
Baca Juga:Dewan Desak PDAM Tanggap Layani Keluhan PelangganGedung Geo Theater Terbengkalai
Menurut Nunung agar generasi sekarang dan masa datang bisa belajar dari berbagai peristiwa sejarah pada lampau, baik tentang kegagalan maupun kecemerlangan generasi pendahulunya, maka keberadaan museum harus dijaga.
“Dengan demikian museum juga sekaligus sebagai tempat untuk belajar yang sejatinya memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi pengunjungnya,” tandasnya. (mg1/mg2)