SUMEKS, Kota – Melalui program Electrifiying Agricultur, PLN UP3 Sumedang terus menyasar para pelaku usaha yang masih menggunakan mesin konvesional.
Melalui program tersebut, PLN berharap agar para pelaku usaha tersebut dapat mengkonversi proses produksinya menggunakan mesin bertenaga listrik.
“Sebenarnya ini programnya untuk umum. PLN sebisa mungkin akan memfasilitasi kebutuhan listrik bagi masyarakat atau pengusaha yang ingin beralih dari mesin konvensional (Diesel) yang berbahan bakar solar menjadi mesin listrik,” ujar Manager Bagian Pemasaran PLN UP3 Sumedang Yogi Indriyanto kepada Sumeks, Rabu (27/10).
Baca Juga:Bencana Cimanggung Harus Jadi PelajaranCimalaka Program vaksinasi Capai 70 Peesen
Yogi menerangkan, sesuai dengan riset yang telah dilakukan sebelumnya, melalui konversi dari mesin produksi konvesional ke listrik dapat menghemat angka biaya produksi hingga mencapai kurang lebih 60%.
“Iya, efisiensi cost produksinya bisa mencapai 50 hingga 60 persen apabila menggunakan mesin listrik dibandingkan dengan mesin berbahan bakar solar. Semoga ini dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat,” paparnya.
Sedangkan bagi setiap produsen yang ingin merubah mesin produksinya yang masih konvensional menjadi mesin listrik, lanjut Yogi, pihaknya bisa langsung berkoordinasi dengan unit PLN yang terdekat terkait dengan supplay kelistrikannya.
“Kan setiap teknologi spesifikasinya berbeda. Jadi perlu kajian khusus untuk para user, supaya bisa diberikan advice untuk konversi yang dulunya menggunakan BBM menjadi mesin yang menggunakan listrik,” terangnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Anggota Komisi II DPRD Sumedang asal Partai Golkar H Deden Yayan menambahkan, pihaknya sangat mendukung selama program tersebut dapat menunjang terhadap perkembangan ekonomi.
Deden mendorong, agar PLN serius dalam proses sosialisasi program tersebut kepada masyarakat. Sehingga para pelaku usaha khususnya produsen tahu, kopi, padi dan agriculture lainnya yang terdapat di wilayah Kabupaten Sumedang dapat mengkonversi alat atau mesin prouksinya dari mesin konvesional menjadi mesin bertenaga listrik.
“Pengusaha itu pengen yang lebih murah. Sekarang itu masih banyak produsen tahu, kopi, padi dll yang masih pakai disel yang notabene bahan bakarnya solar masih bersubsidi. Sedangkan minyak subsidi kan tidak boleh untuk industri. Kalau sudah pakai listrik, bisa menekan cost produksi sehingga hasil akan meningkat dan ekonomi juga akan meningkat,” tuturnya. (red)