SUMEKS, KOTA – Pohon Teureup raksasa berusia ratusan tahun di area makam Pasarean, tumbang, tadi sore. Akibatnya, pohon setinggi 15 meter itu menimpa empat rumah di RT 3 RW 12, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan.
Lurah Kota Kulon Kiki Hakiki mengatakan, Pohon Teureup yang masih golongan Artocarpus, seperti sukun ini, tumbang sekitar pukul 16.00.
“Kronologinya tadi sekitar 16.00 terjadi pohon tumbang di Makam Pasarean Gede yang menimpa empat rumah,” jelas Kiki kepada Sumeks di lokasi.
Baca Juga:Kopi Asal Cimaung Diekspor ke PerancisBawaslu Gaet Mahasiswa Dalam Pengawasan Partisipatif
Dari empat rumah tersebut, lanjut Kiki, tiga rumah rusak parah. Rumah yang tertimpa di antaranya rumah Ujang, Sholeh, Junaedi dan Dadan.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, setelah mengetahui kejadian ini, saya langsung melaporkan kepada pihak terkait LHK dan BPBD Sumedang segera ditangani,” sambungnya.
Sementara menurut Rully Surya, Supervisor Pusdalops BPBD Sumedang mengatakan, insiden diakibatkan pohon sudah tua dan oleh faktor cuaca.
“Pohon tumbang yang terjadi di lingkungan makam Pasarean itu, tadi angin cukup besar sedangkan kondisi pohon sudah cukup tua dan akarnya juga mulai rapuh,” jelasnya.
Rully menuturkan, upaya yang dilakukan BPBD Sumedang, melakukan assement dan pembersihan material pohon yang menimpa empat rumah tersebut.
Masih ditempat kejadian, pemilik rumah, M. Sholeh mengaku pernah mengusulkan kepada kuncen makam Pasarean Gede agar pohon tersebut agar bisa dirapikan.
“Saya pasrah saja karena sudah musibah mau diapain, cuma saya nyeselnya sama kuncen, saya sudah berapa bilang supaya pohon ini dipapas dan dirapihkan,” ucapnya.
Baca Juga:Cakades Kadujaya Pertanyakan Hasil Penetapan PemilihanHak Tanggungan Sempat Jadi Kendala Pencairan UGR
Dalam mengingatkan, Sholeh mengaku sudah tiga kali namun diabaikan sehingga kejadian pohon tumbang ke rumah.
“Waktu kuncen lagi bersih-bersih, saya sudah ingatkan tolong itu dipapas pohonnya kalau hujan takutnya kesini, pan kejadiannya seperti ini,” tutur dia.
Sholeh juga menjelaskan kronologi awal rumahnya tertimpa, ketika ia sedang mencuci sepeda dan keluarganya lagi di dalam rumah, untungnya tidak ada korban.
“Saya lagi cuci sepeda, buset tahu-tahu gubrag (pohon tumbang) saja, mana cucu saya lagi tidur di dalam, untungnya gak kena,” jelasnya.
Atas musibah ini, kata Sholeh, rumahnya rusak parah, bahkan tidak ada lagi material yang tidak bisa dipungut.