SUMEKS – Memiliki lahan dengan tanah tandus, kini tak menjadi alasan lagi untuk tidak bisa berkebun. Seorang Pemilik lembaga eduksi dan pengolahan produk Kebun Mbak Tias, Heningtias Gahas Rukmana, mampu menyulap halaman rumahnya yang tandus, bekas urukan tanah yang berisis padas bercampur bongkaran, kini menjadi kebun yang subur dan produktif.
Tias, Sapaannya, dengan senang hati akan membagikan pengalamannya mengatasi masalah tanah tandus tersebut dengan siapapun yang membutuhkan.
Bila melihat halaman rumahnya yang sekarang orang tidak akan percaya dengan apa yang terjadi lima tahun lalu, saat awal menghuni rumah tersebut. Rumah yang gersang dan tandus, kini sangat rimbun penuh tumbuhan pisang, kelor, hingga cabai, dan tanaman empon-empon semua ada di kebunnya. Semua tumbuh subur, tanpa tambahan pupuk atau pestisida pabrikan.
Baca Juga:Pandangan Pengamat Terkait Kontroversi UU CiptakerPutra Kedua Ust. Arifin Ilham, Ameer Azzikra, Meninggal Dunia
’’Batuan yang besar dipilah, disusun jadi pinggiran bedeng,’’ paparnya. Tanahnya diolah jadi kompos, dengan tambahan sampah dapur dan kotoran ternak.
Penggarapan kompos yang lekat dengan bau dan serangga tidak jadi masalah buat Tias, justru jadi pertanda baik. Sebab, mereka membantu penguraian. ’’Justru, kalau nggak ada itu, sampah-sampah tadi nggak akan jadi kompos,’’ tegasnya.
Sementara itu, untuk menghalau bau, Tias juga punya trik unik. Dia tidak menggunakan penutup atau tambahan enzim. ’’Kalau dilihat, di pojok kebun dekat kompos, ada pohon pepaya. Itu jenis pepaya jantan,’’ imbuh alumnus UIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta, itu. Bunga pepaya jantan, dengan ciri khas batang bunga panjang dan bunga kecil berkelompok, memiliki aroma wangi yang bisa menyamarkan bau.
Untuk memulai berkebun dirumah, Tias membagikan beberapa tips yang bisa ditiru, yakni :
Awali dari yang disukai
Suka sambal? Tanam saja cabai, tomat, atau terong. Pilih tanaman baik sayur maupun buah yang disukai, agar lebih semangat saat merawat tanaman.
Pilih tanaman lokal
Tidak perlu membeli benih tanaman impor. Cukup dari sisa biji buah atau sayur yang biasa dikonsumsi. Sebab, tanaman lokal lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, langkah ini bisa melestarikan tanaman lokal.