SUMEDANG.JABAREKSPRES.COM – Kasus penyekapan bocah R (5) di Kabupaten Sumedang menyedot perhatian tokoh Nasional asal Sumedang Maman Suherman atau dikenal dengan nama Kang Maman.
Alumnus Jurusan Kriminologi Universitas Indonesia ini mengatakan, yang tidak tidak boleh dilupakan adalah pemulihan fisik dan psikologis anak.
“Dalam kasus ini, korban betul-betul harus didampingi. Dan tugas negara adalah memberi upaya pemulihan bagi fisik, psikologis dan jiwa anak yang mungkin saja sangat terguncang dengan perlakuan sadis ini,” ujar Maman Suherman kepada Sumeks.
Baca Juga:Pelaku Penyekapan Bocah Diperiksa KejiwaanyaTerdapat Banyak Luka Pada Korban Penyekapan
Jadi, kata Kang Maman, fokusnya jangan semata kepada pelaku kekerasan terhadap anak ini, tetapi juga pada upaya pemulihan korban, anak kecil yang masih punya masa depan yang panjang.
“Menghilangkan trauma yang berdampak panjang, tidak boleh diabaikan, wajib diupayakan semaksimal mungkin,” tegas notulensi program ILK Trans 7 ini.
Kang Maman juga mengusulkan kepada pemerintah setempat, agar selalu meng-update pendataan warga.
“Pendataan warga oleh RT/RW setempat itu menjadi penting. Bayangkan, dalam kasus penyekapan anak ini, kalau rumah tersebut tidak menarik perhatian karena ada asap dan kemungkinan terjadi kebakaran, sehingga warga masuk untuk memadamkannya, tidak ada yang tahu kalau di dalam rumah itu ada seorang anak kecil yang disekap dan mengalami siksaan luar biasa, dirantai kedua kaki dan tangannya,” beber Kang Maman.
Kang Maman juga menyebut, makna “rukun” dalam Rukun Tetangga dan Rukun Warga kalau ternyata hidup “sendiri-sendiri” di lingkungan sekitar. “Apakah semangat gotong royong, saling tolong-menolong sudah mulai hilang di masyarakat kita, termasuk di Kota Sumedang. Jangan-jangan di sekitar kita, ada rumah yang dijadikan pabrik narkoba dan kita tidak tahu? Ada rumah tempat menyekap calon TKI/TKW dan warga sekitar, kita tidak tahu?” tutur alumnus SMAN 1 Sumedang ini.
Untuk itu, Kang Maman mengingatkan, agar menghidupkan kembali kegiatan warga, semacam ronda bersama; menjaga lingkungan; juga rapat RT dan RW (meski itu melalui zoom) membahas berbagai hal di seputar lingkungan perumahan/tempat tinggal. “WA Group RT/RW harus menjadi ladang silaturahmi yang positif dan produktif,” pungkas Kang Maman. (red)