SMK Ma’arif 2 Sumedang Berlakukan PTMT 50%

SMK Ma'arif 2 Sumedang Berlakukan PTMT 50%
TATAP MUKA: Wakasek bag Kurikulum, A Hasan Nasruloh saat ditemui Sumeks kemarin, Kamis (13/1). (Ahmad/Sumeks)
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Pada awal pembelajaran semester genap tahun pembelajaran 2021 – 2022 SMK Ma’arif 2 Sumedang masih menjalankan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) 50%.

Kepala Sekolah SMK Ma’arif 2 Sumedang Epon Suharyati melalui Wakasek bag Kurikulum A Hasan Nasruloh menerangkan, berdasarkan data lansia yang sudah di vaksin dosis 2 baru mencapai 49% , maka himbauan dari tiap Pengawas untuk Minggu pertama pembelajaran di Semester 2 dilaksanakan proses pembelajaran secara bertahap yaitu PTMT 50% sambil menunggu perkembangan informasi selanjutnya.

“SMK Ma’arif 2 Sumedang untuk minggu pertama ini melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar melibatkan 50% siswa PTM dan 50 % BDR. Sistem pembelajaran normal dan klasikal serta praktek,” tandasnya kepada Sumeks kemarin, Kamis (13/1).

Baca Juga:Kemendikbud Ristek Dorong Seluruh Ekosistem Pendidikan Dilindungi BPJS KetenagakerjaanKlasemen Persib Dikudeta Arema

Selain itu, Hasan menyampaikan, siswa kelas 3 SMK Ma’arif 2 Sumedang sedang mempersiapkan Uji Kompetensi yang akan dilaksanakan pada akhir Maret sampai permulaan April 2022. Bulan Januari sampai Februari ini mereka fokuskan pada persiapan uji kompetensi tersebut.

Kemudian tambah Hasan, pihak sekolah telah membuat surat edaran untuk orang tua siswa berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar ini. Dia juga mengaku tidak bosan-bosannya mengingatkan kepada orangtua siswa untuk tetap melaksanakan prokes dalam proses belajar mengajar ini.

“Dalam pembelajaran ini tidak ada istirahatnya, prosesnya kita masuk jam 07.00-12.45. 6 jam pelajaran dan itu tidak ada jeda istirahat keluar dari kampus atau keluar dari pintu gerbang untuk mencari makan minum dan segala macamnya. Jadi siswa dihimbau untuk membawa makan minum sendiri di rumah,” katanya.

Hasan berharap keadaan ini kembali berjalan dengan normal seperti biasanya. Hasan merasa para siswa juga sebenarnya menginginkan proses belajar yang seperti biasa. (ahm)

0 Komentar