Pasukan Siliwangi Jadikan Desa Cibubuan Sumedang Persinggahan Sebelum Menuju Bandung

Desa Cibubuan Lekat dengan Sejarah Pasukan Siliwangi
TERAWAT: Rumah yang menjadi tempat perundingan hingga saat ini masih terawat dan dibiarkan keasliannya. (KEGGAKEGGYAN/SUMEKS)
0 Komentar

Saat ini, kata Arys, kebanyakan warga masih mempertahankan bentuk bangunan, karena selain unik juga memiliki sejarahnya masing-masing paling tidak sejarah bagi keluarganya.

“Rumah Kardun Martadipura sendiri diturunkan secara turun temurun, sejak zaman Belanda,” pungkas Arys.

Peristiwa longmarch pasukan Siliwangi dari Jawa Barat menuju Yogyakarta  terjadi lantaran adanya agresi militer Belanda I setelah diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia 1945. Longmarch pertama terjadi pada Januari 1948  setelah adanya perjanjian renville.

Baca Juga:Menko Airlangga: Indonesia Cetak Rekor Tertinggi Dalam 15 TahunKejar Target 60 Persen, Turunkan Level ke PPKM 1

Perjanjian tersebut mengharuskan TNI meninggalkan Jawa Barat pindah ke daerah kekuasaan Republik Indonesia di Yogyakarta. Namun setelah 11 bulan di sana, longmarch kembali harus dilakukan setelah Belanda kembali melancarkan agresi militer keduanya.

Tepat pada 18 Desember 1948, Belanda menggempur lapangan terbang Maguwo, Yogyakarta. Pada peristiwa tersebut, pasukan Siliwangi oleh Jenderal Sudirman diperintahkan untuk kembali menguasai kantong-kantong kekuatan di Jawa Barat yang dikuasai oleh Belanda.

Pada saat hijrah keduanya ini, setelah tiba di Jawa Barat, salah satu daerah yang disinggahi oleh pasukan Siliwangi yakni kawasan sekitaran Conggeang dan Buahdua, Sumedang. Daerah Buahdua  menjadi salah satu basis persembunyian dan pertahanan kala itu. (kga)

0 Komentar