sumedang.jabarekspres.com – Buku ‘Aruntika Terakhir’ merupakan karya kedua dari Ipul Sae, seorang pemuda yang aktif di bidang literasi di Sumedang.
Buku kedua yang ditulis oleh Ipul ini sangat menarik. Buku bergenre Fiksi Fantasi ini memiliki banyak pesan yang tersirat di dalamnya.
Ipul sendiri menjelaskan buku kedua ini memiliki cerita tentang kerusakan alam yang ada saat ini. Serta, tentang merawan manusia dan makhluk yang ada di muka bumi.
Baca Juga:Rumpun Bambu Ancam Pengendara, Rawan Tumbang saat Musim HujanPenemuan Ratusan Fosil, Sumedang Akan Bangun Museum Kepurbakalaan
“Buku ini buku kedua saya. Buku ini menceritakan salah satu tokoh utama yang bernama Farsa yang ingin menyelamatkan Kota Medalion dan habisnya pohon Aruntika,” jelas Ipul.
Tak hanya Kota Medalion, dalam buku itu juga diceritakan Negeri Astralis yang merupakan negeri para siluman yang penduduknya tinggal di sebuah gunung yang bernama Gunung Sona.
“Ini memiliki cerita bangsa siluman yang menyudutkan bangsa manusia yang serakah dan mengakuisisi gunung tersebut. Jadi lebih ke menceritakan keserakahan manusia,” ucap Ipul
Buku itu juga memiliki pesan yang sangat dalam tentang kerusakan alam dan keserakahan manusia, dan pesan untuk menyelamatkan ekosistem. Tak hanya itu, buku Aruntika Terakhir juga rencananya akan memilik lanjutanya.
“Dan buku ini akan ada lanjutannya, entah Trilogi atau Dwilogi. Yang pasti bakal ada lanjutanya,” tandasnya.
Ipul sendiri butuh waktu sekitar 5 tahun untuk Buku Aruntika Terakhir, Buku yang syarat makna dan pesan sosial tersebut.
“Saya menulis buku ini dari tahun 2017, dan sempat terhenti karena saya menulis buku pertama saya yang berjudul kata beda,” tambah Ipul.
Baca Juga:Penyaluran BPNT Desa Mekarbakti Sesuai Harapan KPMPenamaan Gerbang Tol Cisumdawu Jadi Polemik, Warga Sangat Kecewa
Hingga saat ini, buku Aruntika Terakhir karya Ipul Sae ini menjadi perbincangan karena ceritanya yang sangat menarik dan banyak menyelipkan pesan isu lingkungan di dalamnya. Uniknya Buku tersebut diterbitkan secara Indie oleh Ipul dengan penerbit Panti Baca Ceria.
Panti Baca Ceria sendiri merupakan TBM yang didirikan oleh dirinya sendiri, penerbitan buku merupakan sebagai basis ekonomi Panti Baca Ceria itu sendiri. (kga)