“Mayor RO Abdurahman atau Mayor Raden Oong Abdurahman meninggal dan dimakamkan disini (Desa Cibubuan) yang sekarang namanya di pakai di salah satu jalan di Sumedang yang dekat Taman Endog,” ucap Arys.
Operasi sapu bersih yang dilakukan oleh Belanda, menyerang kawasan sekitaran Desa Cibubuan – Conggeang dan Desa Sekarwangi – Buahdua. Kejadian itu pula dikenal oleh masyarakat Sumedang dengan sebutan peristiwa 11 April 1949 atau tepat saat gugurnya Komandan Bataliyon Tarumanegara Mayor Abdurahman dan pasukan lainnya.
Arys juga menjelaskan, peristiwa long march pasukan Siliwangi dari Jawa Barat menuju Yogyakarta terjadi lantaran adanya agresi militer Belanda I setelah diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia 1945. Long march pertama terjadi pada Januari 1948 setelah adanya Perjanjian Renville.
Baca Juga:7 Tanda Perselingkuhan Yang Dilakukan PasanganPenjambret Dibakar Massa, Masih Hidup
“Perjanjian tersebut mengharuskan TNI meninggalkan Jawa Barat pindah ke daerah kekuasaan Republik Indonesia di Yogyakarta. Namun setelah 11 bulan disana, long march kembali harus dilakukan setelah Belanda kembali melancarkan agresi militer keduanya,” terangnya.
Tepat pada 18 Desember 1948, Belanda menggempur lapangan terbang Maguwo, Yogyakarta. Pada perististiwa tersebut, pasukan Siliwangi oleh Jenderal Sudirman diperintahkan untuk kembali menguasai kantong-kantong kekuatan di Jawa Barat yang dikuasai oleh Belanda.
Pada saat hijrah keduanya ini, setelah tiba di Jawa Barat, salah satu daerah yang disinggahi oleh pasukan Siliwangi yakni kawasan seitaran Conggeang dan Buahdua, Sumedang. Daerah Buahdua menjadi salah satu basis persembunyian dan pertahanan kala itu. (kga)