sumedang, TANJUNGSARI – Adanya kasus DBD di sejumlah titik di Desa Margajaya, Kecamatan Tanjungsari, Puskesmas setempat melakukan fogging seiring dengan maraknya warga yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Data yang dihimpun dari Puskesmas Desa Margajaya, kasus DBD mengalami Peningkatan. Semula ada enam kasus DBD pada Desember 202, kini menjadi 15 kasus DBD pada Januari dan Februari.
Tercatat juga sebanyak dua orang meninggal akibat DBD pada November 2021.
Kepala Puskesmas Desa Margajaya, Titin Adrian Ningsih menjelaskan, pelaksanaan fogging merupakan salah satu upaya untuk penanganan DBD. Fogging ini selain dilaksanakan oleh puskesmas, juga hasil dari kerjasama bersama swadaya masyarakat.
Baca Juga:Reka Ulang Penganiayaan yang Dilakukan Kades CIlengkrang dan Anggota DPRD Sumedang Berlangsung 4 JamKades Cilengkrang dan Anggota DPRD Sumedang Tersangka Penganiayaan Peragakan 78 Adegan
“Jadi selain datang dari puskesmas jika fogging memang harus dilakukan, fogging juga datang atas aspirasi dari warga lantaran ada kasus (DBD). Dalam hal ini puskesmas menjadi fasilitator, pelaksana dan pemantau pelaksanaan fogging,” ungkap Titin, Senin (7/2).
Fogging sendiri dilakukan tidak sembarang dan harus mengacu pada aturan. Sebelum dan saat pelaksanaan fogging, puskesmas akan melibatkan sejumlah petugas diantaranya petugas promosi kesehatan (promkes), petugas sanitasi dan petugas DBD.
“Fogging ini juga berdampak pada lingkungan, jadi tidak sembarang dilakukan, harus benar-benar ada peninjauan dan jika memang ada temuan kasus, kita pun melibatkan petugas promkes, petugas sanitasi dan petugas DBD dalam pelaksanaannya,” ucap Titin
Fogging yang dilakukan pun merupakan hasil kerjasama dan swadaya bersama masyarakat desa.
“Alhamdulillah dengan adanya kerjasama bersama masyarakat, cukup membantu puskesmas dalam menangani DBD di tengah pandemi Covid19,” tambah Titin
Dalam mencegah dan menangani DBD, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Sumedang lebih menitik beratkan pada gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan konsep 3M. Yakni Menguras, Menutup dan Mengubur tempat-tempat yang berpotensi menjadi tumbuh kembangnya nyamuk Aedes Aegypti.
“Kita sekarang mulai gencar melakukan sosialisasi woro-woro di Masjid-masjid dan penyuluhan di tempat publik lainnya terkait PSN ini. Karena dalam penanganan kasus DBD ini, selain membasmi nyamuk dewasa, juga terpenting membasmi sarang nyamuknya dengan konsep 3M,” kata Titin