sumedang.jabarekspres.com – Video viral di media sosial memperlihatkan detik detik polisi kepung warga di sebuah masjid, Selasa (8/2/2022).
Dalam video itu, terlihat polisi lengkap dengan tameng dan senjata berbaris di depan sebuah masjid.
Kejadian itu terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Baca Juga:Guru SD Tewas Usai Ditusuk Mantan SuamiCovid Meningkat, Siswa di Sumedang Tetap Harapkan PTM Tetap Berjalan
Akun Twitter @Wadas_Melawan menyebutkan, itu adalah momen polisi mengepung warga Wadas saat menggelar doa dan beribadah di masjid.
“Suasana tadi ketika aparat kepolisian menyerbu warga wadas yang sedang mujahadah dan beribadah di masjid,” cuitnya sebagaimana dikutip PojokSatu.id.
Dalam video singkat berdurasi 23 detik itu, terdengar suara polisi memberikan imbauan melalui pengeras suara.
Suasana pun cukup riuh dan menegangkan.
Disebutkan bahwa peristiwa itu terjadi saat polisi mengawal proses pengukuran lahan penambangan batu andesit untuk Bendungan Bener.
“(Warga berkumpul di masjid) Berdoa bersama,” kata Kepala Divisi Penelitian LBH Yogyakarta, Era Hareva Pasarua kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/2/2022) siang.
Ia menyebut bahwa polisi juga mencopot spanduk penolakan pembangunan Bendungan Bener dan mengejar beberapa warga sampai ke hutan.
Namun narasi itu dibantah keras oleh Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Abiyoso Seno Aji.
Baca Juga:Warga Cikahuripan Masih Dihantui KekeringanRangga Amiruloh, Jadi Ketua PDK Kosgoro 1957 Kabupaten Sumedang, Targetkan 4 Kursi di DPRD
Abiyoso menegaskan, bahwa polisi sama sekali tidak mengepung warga yang tengah berdoa bersama di sebuah masjid di Desa Wadas.
Abiyoso juga menyatakan tak ada sedikitpun kericuhan yang terjadi antara warga dengan polisi selama proses pengukuran lahan penambangan batu untuk proyek Bendungan Bener
“Dari sejak tadi pagi, sampai dengan saat ini saya berada di lokasi ini tidak ada kericuhan sekecil apapun,” tegasnya.
“Kalau yang tadi bawa sajam untuk diamankan, untuk digali keterangannya, kenapa datang ke lokasi ini dengan membawa senjata tajam,” terang Abiyoso.
Untuk diketahui, warga Desa Wadas sejatinya sudah menolak penambangan batu andesit untuk proyek stategis nasional (PSN) Bendungan Bener sejak 2016.
Warga Desa Wadas menolak wilayahnya menjadi penyuplai bahan material pembangunan proyek Bendungan Bener Purworejo.
Selain kerap menggelar aksi demo, penolakan warga Desa Wadas juga dilakukan dengan mengajukan guguatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) beberapa waktu lalu.