sumedang, KOTA – Sulitnya minyak goreng sudah dirasakan dalam beberapa pekan terahir. Bukan hanya masyarakat yang kesulitan mendapatkan minyak goreng, namun para pedagang bahkan pengecer minyak goreng juga sulit mendapatkan minyak dari produsen.
Salah seorang pemilik toko kelontongan di Sumedang, Asep Karna mengatakan minyak kemasan yang dijualnya didapatkan dari produsen. Namun, produsen sendiri membatasi minyak yang masuk ke tokonya dengan alasan harus dibagi kepada toko lain.
“Kalau dari produsen hanya boleh ngambil satu karton minyak kemasan, gak boleh lebih,” ucap Asep kepada Sumeks, Kamis (10/2).
Baca Juga:Jelang Pilkada, Bawaslu Audiensi ke Wakil Bupati SumedangNIB Bangkitkan Iklim Usaha Kondusif pada UMKM Sumedang
Asep mengaku menjual minyak kemasan dengan harga Rp 18.000 per kilogram. Asep juga membatasi setiap orang yang membeli minyak kemasan tersebut.
“Saya jual minyak kemasan Rp 18.000 tiap kilogramnya, yang beli juga saya batasi tiap orang hanya 2 kilogram saja. Kasian yang lain takutnya gak kebagian,” singkat Asep.
Pedagang minyak curah, Wiwi mengatakan untuk minyak curah saat ini dibatasi hanya 20 kilogram setiap pedagangnya.
“Hanya 20 kilogram, itupun gak jelas kadang-kadang sampai berhari hari baru ada lagi. Jadi ya gak tentu gitu produsen masuknya, kalau sekarang lagi cukup jarang masuknya,” ucap Wiwi.
Wiwi pun tak membatasi pembelian minyak kepada konsumen. Dirinya menjual minyak curah dengan haraga 20.000 per kilonya.
“Saya jual Rp 20.000 sekilo, kalau minyaknya ada silahkan mau beli segimana banyak juga tapi kan sekarang minyaknya sulit,” kata Wiwi.
Selain itu, Wiwi menjelaskan sulitnya minyak terjadi saat pemerintah mulai menetapkan harga Rp 14.000 perkilogram.
Baca Juga:Dongkrak Peternak, Desa Pasirnanjung-Sumedang Miliki Lapang Ketangkasan DombaPLN UP 3 Sumedang Gelar Apel Puncak Bulan K3 Nasional Tahun 2022
“Minyak sulit itu semenjak ada minyak dari pemerintah yang Rp. 14.000 sekilo, kalau dulu biarpun agak mahaltapisetok selalu ada, sekarang setelah ditetapkan satu harga malah sulit,” jelas Wiwi. (kga)