Kebijakan Satu Harga Minyak Goreng Dinilai Tak Efektif, Ketersediaan di Pelosok Sulit

Kebijakan Satu Harga Minyak Goreng Dinilai Tak Efektif, Ketersediaan di Pelosok Sulit
Diah Retna sedang memasak menggunakan minyak goreng yang sudah menipis ketersediaannya, kemarin. (KEGGA KEGGYAN SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, KOTA – Melonjaknya harga minyak goreng yang telah terjadi beberapa pekan terahir membuat pemerintah menetapkan harga minyak goreng satu harga yang dibandrol Rp.14.000 tiap liternya.

Namun, hal tersebut malah dikeluhkan sejumlah masyarakat. Masyarakat menilai dengan ditetapkannya minyak goreng satu harga, malah membuat minyak goreng menjadi langka bahkan susah ditemui di mini market.

“Iya minyak goreng susah kalau cari di mini market. Kata kasirnya emang stoknya gak ada,” jelas warga Kecamatan Sumedang Utara, Rinna Kurnia (40), Senin (14/2).

Baca Juga:Polisi Ungkap Rumah Penjual Miras Tanpa Izin di SumedangVarian Omicron Mengganas, Ridwan Kamil : Warga Harus Waspada

Rinna juga menilai di pasar tradisional penetapan minyak satu harga belum terjadi. Serta, masih menggunakan harga yang lama.

“Tadi ke pasar harganya masih beragam, ada yang Rp 28.000 dua liter ada yang Rp 20.000 satu kilogram,” singkat Rinna.

Hal serupa diungkapkan warga Kecamatan Cisitu Diah Retna. Di daerahnya harga minyak masih belum merata dan dinilai langka.

“Di sini kan rada jauh ke pasar, di warung kadang gak ada minyak. Sedangkan kita butuh untuk keperluan memasak sehari hari,” ucap Diah.

Diah juga menilai kelangkaan minyak terjadi setelah adanya penetapan minyak satu harga. Menurut. penetapan minyak satu harga tidak efektif.

0 Komentar