Dari segi militer, kemampuan Rusia untuk menyerang Ukraina sudah cukup. Kekuatan militer Rusia juga dinilai jauh lebih tinggi dibandingkan Ukraina.
“Kalau dilihat dari gelar pasukan yang sekarang dilakukan, ini gelar yang paling serius, yang paling besar, yang dilakukan Rusia di Eropa Timur sejak berakhirnya perang dingin,” ucap Koordinator dan Analis Senior Bidang Keamanan Politik di Laboratorium Indonesia 2045, Andi Widjajanto, saat diwawancara CNNIndonesia.com, Senin (14/2).
“Sudah lengkap Rusia, pasukan darat sudah dikirim, gelar rudal darat sudah digeser ke arah perbatasan, kapal perang di seputaran Crimea, Laut Kaspia, juga sudah ada, pesawat tempur juga sudah digelar,” tutur Andi lagi.
Meski dalam sisi militer Rusia terlihat siap menyerang Ukraina, Andi menyoroti aspek diplomasi internasional dalam menyelesaikan masalah ini.
Baca Juga:Profil dan Biodata Lengkap Reza Rahadian: Keluarga, Agama, Pacar, KarierPelaku Perampokan Indomaret Sisingamangaraja-Cirebon Berprofesi Sebagai Penjual Mie Ayam
“Tapi ini tergantung dari bagaimana Amerika Serikat, Eropa Barat, NATO memenuhi permintaan Putin agar proses perluasan NATO ke Ukraina, dan juga nanti proses bergabungnya Ukraina ke Uni Eropa ditinjau ulang,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina kini berada di ambang perang. Ratusan ribu pasukan Rusia dilaporkan sudah ditempatkan di wilayah dekat perbatasan Kiev untuk menginvasi Ukraina.
Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina kini berada di ambang perang. Ratusan ribu pasukan Rusia dilaporkan sudah ditempatkan di wilayah dekat perbatasan Kiev untuk menginvasi Ukraina.
Namun, Rusia berkali-kali membantah bakal menginvasi Ukraina dan mengklaim penempatan pasukan ini dilakukan untuk bersiap seandainya Kiev masuk ke NATO dan memutuskan menyerang Moskow.
Dengan demikian, kendati terbuka kemungkinan perang antara Ukraina dan Rusia, peluang adu senjata tersebut tampaknya amat kecil.
Rusia pun tetap akan berhitung kekuatan NATO dan AS yang bisa menyokong 100 persen Ukraina kali ini jika negara itu tetap memaksakan terjadinya perang.
Bukan tidak mungkin, Rusia pasang ‘kuda-kuda’ sebagai gertakan untuk menjaga posisi tawarn mereka dalam negosiasi. Setidaknya sejumlah poin tercapai sesuai keinginan Moskow, terutama menggagalkan Ukraina gabung ke NATO. (pwn/bac/sumeks)