sumedang, KOTA – Program Sumedang Bersih menuju Sumedang Kota Buludru, menurut Yosep, hanya sebatas semangat saja. Hal itu sulit direalisasikan tanpa anggaran yang cukup.
Pengelolaan sampah yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang awalnya dikelola oleh bidang Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), kini dilimpahkan ke UPTD.
“Dalam pengelolaan sampah se-Kabupaten Sumedang yang selama ini dikelola oleh bidang PSP tahun 2022 ini saya pindahkan kewenangannya sesuai dengan fungsi diserahkan ke UPTD,” papar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang Yosep Suhayat ditemui Sumeks, Rabu (23/2)
Baca Juga:Hari Peduli Sampah Nasional, Pegiat Lingkungan Soroti Sampah di Pasar ParakanmuncangKurang dari Satu Jam 900 Liter Minyak Goreng di Toko ini Habis Diserbu Warga
Dijelaskan, yang dilimpahkan ke UPTD meliputi pengurusan sampah di lapangan sampai ke petugas hingga retribusinya dan dibagi menjadi tiga kewilayahan.
“Jadi antara lain yang dilimpahkan meliputi mengurus sampahnya, mobilnya, bensinnya, petugasnya, termasuk retribusinya, yang semula oleh bidang diserahkan ke UPTD, pada pelaksanaannya, dibagi menjadi 3 wilayah. Dan, Insya Allah pengelolaan sampah oleh UPTD ini bisa lebih baik,” ujarnya.
Untuk program Sumedang Bersih menuju Sumedang Kota Buludru, menurut Yosep, hanya sebatas semangat saja. Hal itu sulit direalisasikan tanpa anggaran yang cukup.
“Sumedang Kota Buludru menurut saya meskipun sudah dilaunching itu hanya semangat saja, tapi tidak ditunjang oleh anggaran. Jadi saya harus tetap realistis,” ujar Yosep
Sementara itu, pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan seluruh warga Sumedang. Oleh karenanya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan sosialisasi bagi masyarakat lewat media sosial, namun untuk kegiatan langsung masih terhambat anggaran.
“Upaya yang dilakukan secara tidak langsung kami selalu mengajak kepada masyarakat tentang masalah sampah ini melalui media-media sosial. Tapi kalau upaya secara langsung masih terbentur masalah terbatas anggaran, jadi kalau filosofi ‘money follow function’ itu jelas setiap kegiatan harus didanai,” pungkas Yosep. (rxi/job)