sumedang, WADO – Sampah di Waduk Jatigede ternyata menjadi berkah bagi sebagian orang. Dari tumpukan sampah di Waduk Jatigede, sejumlah warga justru bisa menghasilkan pundi uang hingga mencapai jutaan rupiah.
Seorang warga Maleber Desa Wado Kecamatan Wado Riat mengakui sudah satu tahun ini, dirinya telah menekuni memungut sampah di perairan Waduk Jatigede.
alam sehari, dia mengaku mampu memungut sampah, terutama sampah plastik mencapai 1 kwintal. Jumlah tersebut dihasilkan dari pagi hingga sore.
Baca Juga:AMK Sumedang Sayangkan Pernyataan Menteri AgamaAirlangga Terima Aspirasi Perpanjangan Jabatan Presiden dari Petani Sawit
“Sampah bagi kami malah menjadi berkah, karena malah bisa menghasilkan uang setiap harinya,” ujar Riat di pesisir Blok Tugu Wado, Kamis (24/2).
Hingga kini, kata Riat, ada sekitar 20 orang lebih yang tiap harinya bekerja memungut sampah di wilayah perairan Blok Tugu Wado.
“Puluhan orang itu hanya di Blok Tugu Wado, kalau di blok lainnya lebih dari 20 orang. Makanya banyak yang terbantu juga ekonomi warga dengan banyaknya sampah,” tuturnya.
Dia menyatakan, sampah di perairan Waduk Jatigede tiap harinya selalu ada. Apalagi jika setelah hujan turun, tumpukan sampah akan bertambah.
“Biasanya sampah memang berasal dari Sungai Cimanuk. Ternyata sampah itu tak ada habisnya. Kalau turun hujan pasti sampah akan tambah numpuk,” katanya.
Dia menggambarkan, sampah yang dipungut kebanyakan berupa plastik yang bisa didaur ulang. Harga sampah plastik yang berhasil dikumpulkan dijual ke pengepul atau bandar lokal dengan harga rata-rata Rp 2.500 per Kilogram.
“Jadi kalau satu orang bisa mengumpulkan satu kwintal sampah, kami bisa mendapat uang sebanyak Rp250 ribu. Ya bagi kami sangat lumayan besar, bisa menghidupi keluarga,” katanya.
Baca Juga:Rumah Ludes Terbakar Diduga Akibat Lupa Mencabut Charger HPVaksin Dosis 1 dan 2 Belum Selesai, Kemenkes Sudah Kaji Vaksin Dosis ke 4
Sementara itu, pemungut sampah lainnya Suparman menyebutkan, memungut sampah di perairan Waduk Jatigede kini justru menjadi kerjaan utama. Pasalnya dari hasil memungut sampah, pendapatannya bertambah.
“Biasanya saya kerja serabutan jadi tukang bangunan, atau buruh tani. Setelah memungut sampah, saya malah mendapatkan uang yang lebih dibanding jadi kuli bangunan,” ucapnya.
Menurutnya dengan modal sampan kecil, karung dan kemauan, dirinya bisa mendapatkan penghasilan dari adanya tumpukan sampah di Waduk Jatigede. (eri)