Nyumantri, Kafe Berbasis Literasi

Nyumantri, Kafe Berbasis Literasi
Pemilik Kafe Nyumantri Dede Abdul saat ditemui Sumeks di tempat usahanya, belum lama ini. (ROKAYAH YULISTIAWATI/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, TANJUNGKERTA – Kafe Nyumantri, merupakan tempat berhimpun dan menghimpun bersama teman ataupun keluarga. Kafe Nyumantri sendiri beralamat di Desa Sukamantri, Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.

Kafe dengan lahan yang lumayan luas, dengan udara yang masih asri, serta aksen interior art doodle  yang tercetak di dinding, menambah daya tarik tersendiri. Hal itu ditambah dengan adanya akses wifi, membuat betah dan nyaman berada di Nyumantri.

Pengunjung tak hanya bisa mengudap makanan dan minuman saja, tetapi juga bisa merasakan atmosfer literasi. Karena, di beberapa bagian tempat, terdapat deretan buku-buku dengan aneka judul yang mengundang penasaran.

Baca Juga:Puskesmas Sulit Capai Target VaksinMuncul di Metaverse, BRI Berikan Layanan Perbankan yang Unik!

Saat Sumeks bertanya, mengapa mengusung konsep literasi di kafenya ketimbang konsep lainnya pemilik Kafe Nyumantri Dede Abdul menjelaskan. Pihaknya mengusung tema kafe and space, pada dasarnya mau membuka space untuk literasi, selain untuk berhimpun dan menghimpun.

Dengan menu andalanya susu murni dari sapi perah lokal, Nyumantri juga memiliki menu best seller di varian susu. Sehingga, dari dulu sampai saat ini, yang menjadi varian best seller itu minuman dengan rasa oreo varian susu murni.

“Dibandrol dengan harga Rp 9000 sampai dengan Rp 15.000.
Kami juga sering menerima bookingan tempat untuk acara ulang tahun, private space dan juga bukber saat Ramadan,” ujar Dede Abdul kepada Sumeks, Minggu (6/3).

Dede menuturkan, berdirinya Nyumantri ini sudah direncanakan dari 2015 silam, ketika ada temannya dari kota yang ingin nongkrong. Namun, dia kebingungan karena di Sukamantri sendiri, waktu itu belum ada tempat untuk nongkrong.

“Ada temen orang kota yang main kesini,  mau nongkrong tapi dimana gitu. Nah dari situ awal mulanya,” ujarnya.

Dengan ude murni dari keluh kesah orang lain, serta pembacaan peluang di daerah Sukamantri tidak ada kafe dan tempat untuk nongkrong waktu itu, sehingga membuat Dede berpikir, kenapa dia tidak menyediakan ruang untuk warga Tanjungkerta. Sehingga pada Agustus 2016, Kafe Nyumantri pun berdiri dengan dibantu oleh komunitas Sandexala.

“Kalau masalah ide, sebenarnya murni dari pembacaan peluang dari keluh kesah orang lain. Sehingga secara pribadi kenapa saya tidak menyediakan ruang untuk warga Tanjungkerta. Sehingga, pada akhirnya kita disini bersama komunitas sandexala membuat Kafe Nyumantri,” pungkasnya. (rro/job)

0 Komentar