sumedangekspres, GARUT – Ironis dan menyedihkan, ratusan warga Kampung Banceuy Desa Cijolang Kecamatan BL Limbangan Kabupaten Garut tak bisa mandi dan mencuci pakaian. Pasalnya, saluran irigasi yang melintas di kampung tersebut jebol, lantaran tidak kuat menahan debit air, saat turun hujan.
Warga menuding, besarnya debit air merupakan kiriman dari pabrik sepatu yang lokasinya berada di atas perkampungan mereka.
“Sejauh ini tidak ada pembuangan saluran air yang dibangun oleh pihak PT di wilayah RW 08, Sehingga saat hujan turun, air begitu saja masuk ke saluran irigasi,” kata Ketua RT 01 Wawan Setiawan, Senin(14/3).
Baca Juga:5 Panduan Cheat Day yang Benar dan Aman5 Makanan yang Cocok untuk Diet Sehat
Dikatakan, kejadian tersebut sudah berulang kali, namun pihak PT solah – olah tutup mata atas kejadian yang merugikan warga Banceuy itu.
Wawan menyebutkan, saluran irigasi jebol pertama kali terjadi sekitar enam bulan lalu.
Setelah diperbaiki warga secara swadaya, kini jebol kembali yang diduga penyebabnya buangan air dari pabrik tersebut.
“Secara amdal, pihak PT sudah menyalahi aturan, karena sodetan yang katanya akan dibuatkan tiga saluran, nyatanya hingga saat ini baru satu, yaitu hanya sodetan yang menuju ke blok Beurih, sementara sodetan di blok RW 08 belum terealisasi. Akibatnya air menjadi liar dan memasuki saluran irigasi,” bebernya.
Dampak dari jebolnya saluran irigasi, warga tak bisa mandi, cuci, kakus dan ini sudah berlangsung sejak seminggu terakhir.
Selain warga Banceuy, ratusan warga Kampung Pulosari juga ikut terdampak.
Pasalnya, ratusan hektar sawah di wilayah tersebut tak bisa ditanami padi.
“Sawah juga tak bisa digarap, karena tak ada air, kan sekarang musimnya menanam padi, begitu juga dengan empang milik warga, tak ada airnya,” kata Wawan.
Baca Juga:Â 5 Cara Diet yang SehatKrisis Air Jadi Bahasan Isu Global, Menko Airlangga Optimis AIWW Hasilkan Kebijakan Kualitas Tinggi
Wawan berharap, pihak PT bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
“Kami atas nama masyarakat, meminta pihak PT memikirkan nasib kami yang kesulitan air untuk berbagai keperluan,” ujarnya.
Lebih jauh Wawan menyebutkan, kejadian tersebut sudah dikeluhkan kepada pihak PT, namun tak pernah mendapati jawaban yang memuaskan.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada seorang pun dari pihak PT Pratama Abadi Industri, yang bisa dimintai keterangan atas kejadian tersebut. (red)